PRODUKSI SIARAN TV
Sesi 7-8
Pada dasarnya manusia membutuhkan informasi. Kebutuhan ini ditangkap
pengelola televisi. Ada banyak program berita yang muncul sejak mata
kita terbuka di pagi hari hingga menjelang dinihari. Setiap orang pun
mendapatkan alternatif sumber informasi selain koran dan radio. Dengan
kelebihan gambar gerak dan suara, berita televisi memberi 'nilai lebih'
bagi sebagian orang. Walau jumlah durasi seingkat, informasi dengan
gambar dan suara yang berbeda setiap hari menjadikan berita televisi
tetap dicari.
Kreatifitas adalah salah satu elemen penting untuk
memastikan pemirsanya menonton setiap detik berita yang disajikan.
Namun penonton yang puas dengan sebuah informasi (ditambah cara
pengemasan yang unik) tidak berarti ia masih akan puas karena melihat
cara yang sama di keesokan harinya.
Adalah sebuah tantangan
untuk membuat sebuah laporan yang dikemas dalam sebuah kreatifitas
tinggi untuk memastikan setiap penonton televisi memberi apresiasi
terhadap sebuah tayangan (baca: berita televisi).
Menyajikan berita
Sebelum sampai di layar kaca di rumah, perjalanan sebuah program berita
relatif rumit, panjang dan melibatkan banyak orang. Melihat kemungkinan
terjadinya penyimpangan informasi yang sangat tinggi, karena prosesnya
yang panjang, pemantauan di setiap tahapan menjadi sangat penting. Cek
dan ricek adalah hal wajib bagi penanggung jawab program. Proses
penyajian berita ini bisa berbeda dari stasiun televisi satu dengan
lainnya. Namun secara ringkas berikut proses perjalanan berita itu:
Proses Perjalanan Berita
1. Ide peliputan
Ide peliputan muncul dalam sebuah rapat redaksi. Rapat yang terdiri
dari produser program, koordinator liputan, koordinator kamerawan,
presenter dan produser eksekutif membicarakan sebuah ide liputan dan
menimbangnya dari segala sisi. Pembicaraan termasuk informasi yang harus
diperoleh, gambar yang harus direkam dan narasumber yang harus
diwawancarai
2. Peliputan.
Ide yang telah disepakati
oleh rapat redaksi dikerjakan oleh reporter dan kamerawan melalui
koordinator liputan. Perkembangan di lapangan akan terus dipantau, untuk
memastikan ketersediaan materi saat siaran.
3. Pembuatan run down
Beberapa jam menjelang siaran, redaksi sekali lagi berkumpul dalam
sebuah rapat bernama 'budgeting'. Korlip menyampaikan perolehan berita
kepada produser program, yang kemudian menyusunnya dalam sebuah run down
acara. Rapat sekali lagi mengevaluasi urgensi berita yang akan
ditayangkan. Selain melihat kesesuaian dengan perintah rapat redaksi di
awal juga menyinkrnkannya dengan situasi terkini.
4. Pembuatan naskah
Setelah run down disetujui, reporter yang beritanya akan ditayangkan
segera menyiapkan naskah. Dalam proses ini, reporter harus
mempertimbangkan ketersediaan gambar yang akan mendukung laporannya.
Selain itu reporter perlu memastikan cuplikan wawancaranya agar sesuai
dengan laporannya.
Setelah laporan selesai, produser akan
memeriksanya, baik dari segi isi maupun bahasa. Bahasa Indonesia yang
baik dan benar adalah dasar penulisan naskah. Penggunaan tata bahasa
atau istilah yang keliru dapat menyebabkan perbedaan arti.
5. Penyuntingan gambar
Naskah yang telah melewati proses editing kemudian berlanjut ke ruang
penyuntingan gambar. Editor adalah penangung jawab proses pemaduan
naskah dan gambar. Dalam tahap ini, segala aspek teknis gambar yang akan
hadir ke depan penonton diperhitungkan. Kondisi yang tidak sesuai
standar seperti gambar biru(bluish), tidak focus, sedapat mungkin tidak
dipergunakan dalam laporan tersebut.
Dalam tahap ini editor
seharusnya bekerja sama dengan reporter dan kamerawan peliput untuk
memadukan gambar terbaik. Produser program adalah penyelia tahap ini
untuk memastikan segala aspek telah sesuai dengan yang diinginkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar