MATERI TAMBAHAN TUTOR UT (Rostini Anwar., M.I.Kom)
HUMAS SESI 6
KONSEP PERSUASI
Pengertian persuasi adalah sebuah bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memengaruhi dan meyakinkan orang lain. Dalam persuasi, seorang persuader dianggap berhasil jika ia mampu memengaruhi kepercayaan dan harapan orang lain setelah ia melakukan ajakan dengan cara memaparkan berbagai alasan dan prospek-prospek baik dari sebuah barang atau sebuah kondisi.
Beberapa orang masih sulit membedakan antara persuasi dan propaganda. Padahal, persuasi beda dengan propaganda. Persuasi adalah sebuah tindakan membujuk secara halus. Artinya, tidak ada unsur paksaan dalam persuasi. Pengertian ini tentunya beda dengan propaganda yang dapat dipahami sebagai tindakan untuk memengaruhi pikiran dan pendapat orang lain dengan memberikan informasi yang subjektif, manipulatif, dan cenderung menyesatkan.
Persuasi melarang keras persuader untuk melakukan kebohongan. Ketika melakukan persuasi terhadap orang lain, seorang persuader harus menyampaikan fakta secara terbuka, tanpa ada satu pun hal yang ditutup-tutupi. Point utama dari persuasi adalah menonjolkan kelebihan tanpa harus menutupi kekurangan. Sehingga orang yang sedang dipersuasi akan mengetahui kelebihan dan kekurangan suatu hal sekaligus, namun tetap melihat kelebihan hal tersebut sebagai sesuatu yang lebih menonjol.
Ruang Lingkup Komunikasi Persuasif
- Komunikator/Sumber pesan atau informasi.
- Content of the communication/pesan yang disampaikan. Pesan yang disampikan ini bisa berupa:
- Motivating Appeals (pesan yang mendorong, membangun, dan memotivasi).
- Organization of persuasive arguments (pesan yang mengandung argumen atau opini).
- Audience Predispositions/komunikan atau individu yang menerima pesan.
- Group conformity motives/penerima pesan bisa berupa grup atau organisasi.
- Individual personality factors/penerima pesan sebagai individu.
- Media sebagai perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan.
- Responses, yang merupakan tangapan dari seorang komunikan terhadap pesan yang disampaikan.
- Konteks situasional. Ruang lingkup inilah yang merupakan suasana atu situasi yang ad ketika pesan disampaikan.
STRATEGI PERSUASI YANG EFEKTIF
Dalam melakukan persuasi, kita harus tahu berbagai strategi yang diperlukan supaya persuasi yang kita lakukan menjadi lebih efektif. Sebenarnya ada berbagai teori mengenai strategi persuasi yang tepat, namun kali ini kita hanya akan membahas strategi persuasi umum yang sangat tepat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, persuasi tidak hanya diperlukan oleh orang yang berprofesi sebagai sales ataupun bekerja di bidang marketing. Persuasi juga diperlukan oleh manusia dalam berbagai aspek kehidupannya supaya dapat dengan mudah membuat orang lain percaya dan yakin terhadapnya.
Beberapa strategi persuasi yang perlu diperhatikan yakni:
1. Kesan Pertama
You’ll never have a second chance to create a good first impression. Kesan pertama hanya bisa dihadirkan satu kali, karenanya seseorang harus bisa menciptakan kesan pertama yang baik bagi orang yang ditemuinya. Kesan pertama merupakan faktor yang sangat penting dalam komunikasi persuasif. Kesan yang dimunculkan komunikator dalam perjumpaan pertamanya dengan komunikan akan sangat memengaruhi bagaimana komunikan dapat menerima pesan persuasi yang disampaikan oleh komunikator.
Umumnya, kesan pertama didapatkan komunikan dari berbagai panca indera yang ada pada dirinya. Misalnya, melalui indera penglihatan, komunikan akan dapat menangkap kesan pertama komunikator dari penampilan wajah, pakaian, hingga tatanan rambutnya. Contohnya, seorang dokter yang berbicara dalam seminar kesehatan akan lebih dipercaya oleh para audiences jika ia memiliki penampilan yang rapi dibandingkan penampilan yang berantakan. Hal ini disebabkan karena penampilan yang rapi cenderung memberikan kesan sehat dibandingkan penampilan yang berantakan.
Indera lain yang seringkali memengaruhi kesan pertama komunikan terhadap komunikator adalah indera penciuman. Contohnya, seorang sales parfum akan lebih dipercaya oleh kliennya jika ia memiliki aroma tubuh yang wangi. Jika seorang sales parfum memiliki bau badan yang tidak sedap, calon kliennya pasti akan meragukan kualitas produk yang ia jual, meskipun belum tentu sang sales menderita bau badan akibat dari produk yang dijualnya tersebut.
Selain hal-hal bersifat fisik, kesan pertama biasanya dipengaruhi juga oleh gesture yang ditunjukkan oleh komunikator. Komunikator yang tampil rileks, percaya diri, dan murah senyum pastinya akan lebih dihargai dibandingkan komunikator yang menampilkan kesan sebaliknya.
2. Menarik Empati
Seorang komunikator yang baik adalah komunikator yang mau mendengarkan. Dengan mendengarkan, seorang komunikator akan tahu bagaimana karakteristik, keluhan, dan kebutuhan komunikan. Komunikator yang memahami komunikan akan lebih mampu memengaruhi emosi dan alam bawah sadar komunikannya. Sebagai akibatnya, komunikan akan melihat komunikator sebagai seorang yang benar-benar peduli pada permasalahan dan kebutuhan-kebutuhannya serta dapat diandalkan untuk memberikan solusi dari problema yang dihadapi oleh komunikan tersebut.
3. Membangun Kredibilitas
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kredibilitas mengacu pada tiga komponen yakni keahlian, kepercayaan, dan eksistensi. Untuk bisa membangun kredibilitas, seorang komunikator harus bisa mengembangkan tiga komponen tersebut. Untuk membangun kredibilitas, langkah pertama seorang komunikator adalah mengembangkan keahlian. Jika komunikator menjadi seorang yang lebih ahli dalam suatu bidang, maka komunikan akan bisa lebih terpengaruh ketika sang komunikator melakukan persuasi terkait bidang keahliannya tersebut.
Seorang komunikator juga harus bisa mengembangkan rasa kepercayaan komunikan, caranya adalah dengan memperbaiki watak dan sikapnya terlebih dahulu. Komunikator yang memiliki watak baik akan dipandang dan dinilai lebih positif oleh komunikan. Langkah terakhir dalam membangun kredibilitas adalah dengan menambah eksistensi diri. Seorang komunikator harus mempertimbangkan untuk menjadi sosok yang lebih sering muncul dalam dunia sang komunikan. Kemunculannya ini dapat dilakukan secara langsung maupun melalui channel tertentu seperti media sosial.
4. Memotivasi
Strategi terakhir yang bisa dilakukan seorang komunikator untuk mempersuasi komunikan adalah dengan menerapkan teknik motivasi. Umumnya, teknik motivasi yang mendasar adalah dengan menggunakan kompensasi dan insentif. Melalui teknik ini, komunikator dapat menciptakan “perasaan berhutang” pada diri komunikannya. Komunikan yang telah mendapatkan banyak hal dari komunikator, secara otomatis akan merasa berkewajiban untuk membalasnya.
Insentif yang diberikan oleh seorang komunikator kepada komunikannya dapat berbentuk apa saja. Mulai dari hadiah, mentraktir makanan, atau bahkan waktu yang diberikan komunikator untuk sekadar mendengarkan keluhan-keluhan komunikan. Melalui strategi ini, komunikan biasanya akan mau menuruti harapan komunikator tanpa perlu lagi dipaksa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar