Kamis, 10 September 2020

 PRODUKSI SIARAN RADIO D PERTEMUAN 3 dan 4 

Mohon dipelajari materi Pertemuan 1-4 dan pertemuan ke 5 akan diadakan TUGAS 1 

 RADIO


Komunikasi Massa

Sebelum kita jauh membicarakan apa itu Radio, Sejarah Radio, Siaran Radio, Berita Radio dan lain sebagainya.  Kita mulai dari pengertian Komunikasi Massa. Siaran Radio dengan berbagai jenisnya adalah bentuk dari pengejawantahan komunikasi massa. Komunikasi yang ditujukan kepada khalayak luas, hitrogen, serempak dengan menggunakan media massa baik cetak, elektronik maupun on line internet.

Menurut Dedy Mulayana (Ilmu Komunikasi,2004), komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan sarana-sarana teknik yang mampu menyampaikan pesan kepada khalayak yang besar dalam waktu relative singkat atau bahkan secara langsung. Cirri utamanya, penyampaian pesan atau gagasan itu dilakukan orang yang bekerja pada media massa.
Ciri-ciri Komunikasi Massa
  1. Komunikator Melembaga
Komunikator dalam komunikasi bukan orang perorangan tetapi sekumpulan orang. Gabungan dari berbagai macam unsur, bekerja satu sama lain dalam suatu sistem yang berbentuk lembaga. Sistem adalah sekelompok orang, pedoman, dan media yang melakukan kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambing yang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.

Sistem mengandung interdependensi, komponen-komponen saling berkaitan, berinteraksi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu unsur akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain. Eksistensi kesatuan (totalitas) dipengaruhi opleh komponen-komponennya, sebaliknya eksistensi masing-masing komponen dipengaruhi kesatuannya. Berbagai unsure tersebut saling melengkapi, bejerja sama satu sama lain sehingga sempurna sesuatu dikatakan sebagai lembaga.

Dalam komunikasi massa komunikator merupakan lembaga media massa itu sendiri. Wartawan sendiri bukan  seorang komunikator, ia orang yang sudah terinstitusikan/dilembagakan (institutionalized person). Sikap dan perilaku wartawan sudah diatur dan tunduk pada sistem yang ada. Begitu juga dengan redaktur, pimred dan top majemen bahkan seorang pemilik modal sekalipun orang yang paling berpengaruh dalam menentukkan kebijakan media yang bersangkutan, tetap tidak bisa dikatakan sebagai komunikator. Ia hanya merupakan salah satu bagian dalam lembaga media massa.

Komunikator dalam komunikasi massa setidaknya memiliki unsure-unsur sebagai berikut : 1) kumpulan individu, 2) komunikasi antar individu terbatasi perannya dengan sistem media massa, 3) pesan yang disebarluaskan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsure-unsur yang terlibat, 4) apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.

  1. Komunikan Bersifat Hetrogen
Kita bisa mengatakan komunikan atau penerima pesan dari komunikasi massa hetrogen/beragam adalah dengan memetakan siapa pembaca surat kabar, siapa pendengar radio, penonton televisi dan siapa pengguna internet. Penonton televisi, pendengar radio, pemabaca surat kabar dan penguna internet beragam umur, pendidikan, agama, jenis kelamin, asal muasal dan tempat tinggal, namun mereka sama-sama menonton acara televisi yang sama, begitu juga dengan media lain radio, surat kabar maupun internet.

Secara garis besar Herbert Blumer memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan yakni : (a). Audince dalam komunikasi massa sangatlah hetrogen artinya ia mempunyai heterogeniats komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat. (b). Berisi Individu-individu yang tidak atau atau mengenal satu sama lain. Dan juga antar individu itu tidak berinteraksi secara langsung satu sama lain. (c). Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

  1. Pesannya Bersifat Umum
Pesan dalam komunikasi massa bersifat plural,  tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Pesan-pesannya juga tidak boleh bersifat khusus, misalnya khusus kepada golongan tertentu.

  1. Komunikasi Berlangsung Satu arah
Isi media massa adalah bentuk komunikasi satu arah, Koran yang kit abaca, kita tidak dapat langsung memberikan respon kepada komunikatornya. Begitu juga televisi, Radio dan sebagainya. Kalaupun bisa sifatnya tertunda atau delay.

  1. Komunikasi massa Menimbulkan Keserempakan
Ketika kita sedang menonton televise, mendengarkan radio atau membaca Koran , tanpa kita sadari pesan tersebut juga sedang dinikmati secara bersamaan oleh ribuan, bahkan jutaan orang di seluruh Indonesia atau dunia.  

  1. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis
Media massa sangat tergantung dengan peralatan teknis. Misalnya pemancar untuk media elektronik. Bahkan dengan satelit. Media cetak membutuhkan mesin cetak, distribusi dan lain-lain.

  1. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gatekeper
Istilah lain palang pintu atau penepis informasi atau penjaga gawang. Posisi yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Berfungsi ikut menambah, mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

Bahan-bahan, peristiwa, data, inforamsi yang menjadi bahan mentah yang akan disiarkan media massa beragam dan sangat banyak. Tentu harus ada pemilahan, pemilihan dan penyesuaian dengan media yang bersangkutan. Gatekeeper yang dimaksud antara lain reporter, editor film/Koran/buku. Manajer pemberitaan, penjaga rubrik, kameramen, sutradara, dan lembag sensor film, yang semuanya mempengaruhi bahan-bahan yang akan dikemas dalam pesan-pesan dari media massa masing-masing.

Gatekeeper berfungsi menginterpretasikan pesan, menganalisi, menambah data, mengurangi pesan-pesannya. Intinya mereka pihak yang ikut menentukkan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Bahkan bisa dikatakan gatekeeper sangat menentukkan berkualitas tidaknya informasi yang akan disebarkan.

Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk mengirim sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang tersebut melintas dan merambat lewat udara dan juga bisa lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik yang terbentuk ketika obyek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF) dalam suatu spectrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektronik maupun magnetik.

Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Ini kemudian dapat diubah menjadi sinyal radio atau lainnya yang dapat membawa pesan. Gelombang elektromagnetik lainnya yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio, meliputi sinar gamma, sinar –X, inframerah, ultraviolet dan cahaya terlihat.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran menyebutkan bahwa frekuensi radio yang merupakan gelombang elektromagnetik yang dipergunakan untuk penyiaran dan merambat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas. Gelombang radio merambat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik.  

Gelombang radio berbeda dengan gelombang audio. Gelombang radio merambat pada frekuensi 100.000 sampai 100.000.000.000 Hz. Gelombang audio merambat pada frekuensi 20 sampai 20.000 Hz. Pada siaran radio gelombang audio tidak ditransmisikan langsung tetapi ditumpangkan pada gelombang radio yang merambat melalui ruang angkasa. Ada dua metode transmisi gelombang radio, yaitu melalui modulasi Amplitude (AM) dan modulasi frekuensi (FM). Radio meski identik dengan hal-hal yang berkaitan dengan alat penerima suara, tetapi transmisi gelombangnya dapat dipakai sebagai dasar gelombang pada televise, radio, radar (radio detection and ranging), dan telepon genggam pada umumnya.

James Clerk Maxwell adalah orang yang pertama kali menjelaskan teori dasar dari perambatan gelombang elektromagnetik pada tahun 1873 di Royal Society dalam makalanya teori dinamika medan elektomagnetik ( A dynamical theori of the elektromagnetical field) berdasarkan penelitian antara tahun 1861 sampai 1865.

Pada tahun 1873, Davis E. Hughes orang pertama yang mengirimkan dan menerima gelombang radio ketika dia menemukan bahwa keseimbangan induksinya menyebabkan gangguan ke telepon buatannya. Dia mendemonstrasikan penemuannya di Rotyal Society pada tahun 1880 tetapi hal itu dikatakan Cuma merupakan induksi saja.

Gelombang radio ditemukan pada tahun 1887 di Jerman oleh Heinrich Rudolf Hertz. Antara tahun 1886-1888 ia pertama kali membuktikan teori Maxwell melalui eksperimen dan memperagakan bahwa radiasi radio memiliki seluruh property (sifat) gelombang (sekarang disebut gelombang Hertizian), dan menemukan bahwa persamaan elektromagnetikdapat diformulasikan ke persamaan turunan parsial disebut persamaan gelombang.

Penemuan tersebut menjadi cikal-bakal bagi Guglielmo Marconi untuk menemukan sistem komunikasi tanpa kabel yang pertama pada tahun 1895. Temuan mikrofon dan tabung audio pada tahun 1907 oleh Lee de Forest menjadi sangat penting karena menyempurnakan bentuk radio yang menghasilkan suara bagus dan datar.

Tabung audio adalah sebuah tabung  elektronik yang memungkinkan implus-implus listrik nyang kompleks itu diperbesar dan dipancarkan. Setelah sebelumnya ditemukannya deoda pada tahun 1905. deoda adalah tabung hampa udara yang memuat dua elektroda, yakni kodota dan anoda. Pada saat anoda menerima gelombang radio, ia secara bergantian mengalami dua jenis muatan, yakni positif dan negatif. Fase berikutnya adalah ditemukannya kristal galena yang sangat peka terhadap radio, dan temuan ini mengarah kepada produksi radio yang digunakan di rumah-rumah.

Pada awalnya penggunaan radio kebanyakan adalah maritim, yaitu untuk mengirim pesan telegraf menggunakan kode Morse antara kapal dan darat. Salah satu pengguna awalnya adalah Angkatan laut Jepang yang memata-matai  armada Rusia saat Perang Tsushima tahun 1901. Penggunaan radio yang fenomenal dan paling dikenang adalah pada saat tenggelammnya kapal penumpang Inggris RMS Titanic pada tahun 1912, termasuk komunikasi antara operator di kapal yang sedang tenggelam dan kapal terdekat dan komunikasi ke stasiun darat mendaftar yang terselamatkan.  

Siaran radio mulai dapat dilakukan pada tahun1920-an, seiring populernya pesawat radio, terutama di Eropa dan Amerika Serikat. Selain siaran, siaran titik ke titik, termasuk telepon dan siaran ulang program radio, mulai populer antara tahun1920-an dan 1930-an.Tahun 1922, British Broadcasting Company didirikan dan menyiarkan program pertama pada tanggal 14 November 1922. hal ini menandakan dimulainya sebuah produksi siaran radio yang digunakan oleh masyarakat luas.

Pada waktu Perang Dunia II, radio dipergunakan untuk menyalurkan perintah dan komunikasi antara Angakatan darat dan Angkatan laut dikedua pihak yang saling berperang. Jerman menggunakan komunikasi Radio dan pesan diplomatic ketika kabel bawah lautnya di potong oleh pihak Britania. Amerika Serikat menyampaikan 14 Pokok Pikiran Presiden Woodrow Wilson kepada Jerman melalui radio ketika perang. Penggunaan radio pada masa perang adalah pengembangan pendeteksian dan pelokasian pesawat dan kapal dengan menggunakan radar (radio detection and ranging).

Radio menjadi sangat terkenal dimasyarakat karena memiliki sesuatu yang spesifik untuk didengarkan. Radio memiliki kemampuan luar biasa untuk menciptakan “theatre of mind” dalam pikiran pendengarnya. Radio juga mampu mengirimkan transmisi dengan jangkaun yang sangat luas sehingga menjangkau daerah-daerah pedesaan mupun lautan yang jauh. Dengan kemajuan media, radio saat ini juga menggunakan teknologi satelit (radio satelit) dan Internet (radio web) sehingga memungkinkan siaran radio menjangkau seluruh dunia.

Sejarah Radio dan Siaran Indonesia

Perkembangan radio di wilayah nusantara dimulai sejak jaman Belanda. Statusnya adalah radio swasta. Radio swasta pertama kalai didirikan adalah BRV (Batavia Radio Vereniging) pada 16 Juli 1925 dan menyusul NIROM (Nederlands Indhische Radio Omroop), tahun 1934 VORO (Vereniging ootershe Radio Omroop), semuanya di Batavia (Jakarta sekarang). Kemudian SVR (Solosche Radio Vereniging) di Solo tahun 1933. VORL (Vereniging Oostersche Radio Luistraars) di Bandung, CIRVO (Chinesse en Intreemse Radio Luistraars Vereniging Oost java) di Surabaya, EMRO ( Eerste Madioense Radio Oomroop) di Madiun dan MAVRO (Mataramse Vereniging Voor Radio Oomroop) di Yogyakarta.

Radio yang didirikan oleh pribumi adalah SRV di Solo oleh Mangkunegoro VII dan Ir. Sarsito Mangunkusumo, diresmikan 13 April 1933. Ir. Sarsito Mangunkusumo dan M. sutarjo Kartokusumo menghimpun semua radio siaran Indonesia dan membentuk Perikatan Perkumpulan Radio Ketimuran (PPRK) tanggal 29 Maret 1933 dan memulai siaran pertamanya pada 1 November 1940.

Jaman pendudukan Jepang siaran radio di Indonesia dikelola dan diawasi oleh badab Siaran di bawah naungan tentara jepang yang bernama Nippon Hoso Kanri Kyoku atau Radio Militer Jepang yang berpusat  (sekarang di Jalan Merdeka Barat no 4-5 Jakarta Pusat, lokasi RRI ). Disinilah M. Yusuf Ronodiporo berhasil menyiarkan Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI ke seluruh dunia pada malam 17 Agustus 1945.

Radio Republik Indonesia (RRI) secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945 (sekarang menjadi Hari Radio). Pemimpin umum RRI yang pertama adalah dokter Abdulrahman Saleh. Deklarasi pendirian RRI juga menghasilkan Piagam TRI Prasetya RRI.  

Berdasarkan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden pada 7 Juni 2000 RRI mengalami proses perubahan “Government Owned Radio” menjadi “Public Service Broadcasting”. RRI sekarang memiliki 52 stasiun penyiaran  dan 1 stasiun penyiaran khusus untuk luar negeri.

RRI Cabang Utama Jakarta memiliki 6 progama, yakni Program 1 (Pro 1) untuk segmen dewasa di DKI Jakarta, Pro II untuk segmen remaja dan pemuda. Pro III khusus berita dan informasi, Pro IV khusus kebudayaan, Pro V untuk saluran Pendidikan dan Pro VI untuk musik klasik dan Bahasa Asing. “Suara Indonesia” (Voice of Indonesia) menyiarkan acara dalam 10 bahasa asing ke luar negeri.

Untuk RRi di daerah hamper seluruhnya menyelenggarakan  siaran dalam 3 progama yakni Progama Daerah (Pro 10 melayani masyarakat luas sampai ke pedesaan, Pro II melayani masyarakat perkotaan dan Pro III khusus menyajukan Berita dan Informasi (News Channel) kepada masyarakat luas.

Radio Siaran swasta

Organisasi radio swasta Indonsia, PRSSNI (Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia) memiliki hubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik di masa penjajahan, proklamasi kemerdekaan maupun dinamika perjalanan bangsa, memperjuangkan kehidupan masyarakat yang demokratis, adil dan berkemakmuran.

Jaman penjajahan Belanda, radio swasta yang dikelola oleh warga asing menyiarkan program untuk kepentingan dagang. Radio pribumi menyiarkan program untuk memajukan kesenian dan kebudayaan disamping untuk kepentingan perjuangan dan pergerakan semangat kebangsaan.

Radio siaran swasta nasional tumbuh dan berkembang dari radio amatir kearah profesionalisme pada awal-awal Orde baru 1966. PP RI No. 55 Tahun 1970 tentang Radio Siaran Swasta Non Pemerintah yang mengatur fungsi, hak, kewajiban dan tanggung jawab radio siaran, syarat-syarat penyelenggaraan, perizinan dan pengawasannya. Secara umum penyelenggara radio siaran swasta nasional harus berbadan hukum.


Menulis Untuk Telinga (Jurnalistik Radio)
Berita Radio

Definisi berita baik untuk media cetak, elektronik maupun on line internet pada prisnsip sama. Bahwa berita adalah suatu informasi baru (new) yang mengandung makna penting (significant), memiliki pengaruh terhadap siapapun yang mendengar, menonton, atau membaca dan menarik bagi khalayak luas.

Berita adalah sesuatu yang terjadi sekarang, belum pernah didengar atau dibaca orang , dan sesuatu. Berita dapat berupa suatu peristiwa (event), bisa juga berupa gagasan (idea) atau pendapat (opinion) yang sudah diucapkan.

Definisi yang lain menyebut berita adalah NEWS (North, East, West, South), yang bermakna setiap realitas sosial yang berasal dari keempat penjuru mata angin berpotensi sebagai bahan berita.

Sebuah berita baik untuk media cetak, elektronik maupun internet harus memiliki unsur-unsur sebagai berikut :
  1. Keluarbiasaan (unusualness). Berita adalah informasi tentang sesuatu yang luar biasa. If dogs bites a man is not news, but if a man bites dog, it is news. (Lord Northchiffe).
  2. Kebaruan (newness). Berita adalah informasi terbaru. Informasi mengenai apa saja yang baru. Rumah baru, mobil baru, senjata baru, Bupati baru, Presiden baru dan lainya. Orang Perancis punya ungkapan Chistoire se repete, sejarah tak pernah berulang. 
  3. Berdampak atau berakibat (impact). Berita adalah informasi yang berdampak luas bagi masyarakat. Tidak jarang berdampak besar bagi kehidupan suatu masyarakat. Rencana kenaikan harga BBM sudah berdampak naiknya harga-harga kebutuhan pokok yang lain.
  4. Ketepatan waktu atau aktual (timeliness). Ada tiga kategori aktualitas berita, yakni : (1). Aktualitas kalender, (2). Aktualitas waktu dan (3). Aktualitas masalah.
  5. Kedekatan (proximity/nearness). Berita adalah tentang kedekatan. Berita akan menarik kita untuk mengikuti, mendengar atau membaca jika mengenai sesuatu yang memiliki kedekatan dengan kondisi khalayak. Kedekatan ada dua kategori yakni, kedekatan geografis atau wilayah dan psikologis, keterikatan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu peristiwa yang menjadi berita.
  6. Informasi (information). Berita adalah informasi yang secara sosio-jurnalistik dianggap memiliki nilai berita untuk dilaporkan media massa.
  7. Konflik (conflict). Berita adalah sesuatu yang menagandung unsur atau sarat denagan dimensi pertentangan. Konflik merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak pernah habis selama khalayak menyukai dan menganggap penting.
  8. Ketenaran (prominence). Berita adalah menyangkut orang penting. Pejabat publik, publik figur, pesohor, selebriti. Teori jurnalistik menegaskan, names make news.
  9. Ketertarikan manusiawi (human interest). Suatu peristiwa bisa saja tidak memiliki dampak luas bagi masyarakat, tetapi peristiwa tersebut menimbulkan suasana getaran hati, kejiwaan, dan alam perasaan.
  10. Kejutan (suprising). Sesuatu yang datangnya tiba-tiba, diluar dugaan, tidak direncanakan, diluar perhitungan,  tidak diketahui sebelumnya.
  11. Seks (sex). Segala yang berkaitan dengan seks, perempuan, perselingkuhan, perkawinan pasti menarik dan menjadi sumber berita.  


Sumber Berita Radio

Sumber berita untuk radio yang utama adalah kejadian, peristiwa apa saja, dimana saja, kapan saja yang sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah jurnalistik serta memenuhi segala hal yang mengandung unsur-unsur berita. Radio menugaskan reporter yang bertugas mencari dan mendapatkan berita di lapangan. Sumber berita bisa dari Pemerintah (Presiden, para Menteri, anggota legislatif maupun yudikatif). Juga berita bersumber dari kalangan masyarakat kebanyakan, LSM, lembaga-lembaga profesi, tokoh masyarakat dan sebagainya.  Berita dapat diperoleh dari kantor berita LKBN Antara, perwakilan kantor berita asing.

Sumber Berita radio Tetap misalnya-penerbitan (publication)-surat kabar, majalah nasional dan asing dan warkat berita (newsletter).-Jumpa pers (news conerences), taklimat (briefings), dan rapat-rapat (public meeting).-Pemantauan (monitoring) terhadap siaran-siaran stasiun radio dan televise lainnya, baik nasional maupun asing.-Kontak pribadi (personal contact) orang sebanyak mungkin.

Dalam penulisan berita radio sangat penting diperhatikan adalah ketepatan berita. Kesalahan sekecil apapun bisa membuata kefatalan. Jangan asal menulis berita, apabila mengenai hal-hal yang anda sendiri masih ragu. Sangat penting untuk melakukan check dan re-check untuk penulisan berita radio yang akurat.

Prinsi-prinsip Penulisan Berita Radio
  1. Ketepatan (accuracy). Penulisan berita radio harus tepat atau akurat data dan fakta-faktanya. Check and re-check fakta-fakta, nama-nama, angka-angka dan lainnya.  Jangan menulis berdasar kutipan rumor atau desas-desus. Tidak boleh berspekulasi.
  2. Imbang (balanced). Berita yang akan menjadi materi siaran radio haruslah menyangkut informasi yang berimbang. Cover both sides khususnya untuk berita-berita kontraversial, ini merupakan keharusan, jika tidak berita yang anda siarkan akan kehilangan kredibilitasnya.
  3. Kejelasan (clarity). Pesan anda harus jelas, jangan sampai pendengar tidak paham apa yang dimaksud dengan berita radio tersebut. Ingat, pendengar radio hanya mempunyai satu kesempatan untuk mendengar pesan yang anda sampaikan. Pembaca Koran dapat membolak-balik halaman surat kabar yang dibacanya untuk membaca ulang berita yang kurang jelas, sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pendengar radio. Maka berita radio harus jelas (crystal clear).
Menulis Untuk Pendengar

Menulis berita radio adalah menulis sambil membaca (berbicara), sekan-akan anda sedang menyiarkan berita yang anda tulis. Sehingga dapat merasakan atau menghayati bahwa begitulah bunyi berita tersebut apabila disampaikan atau dibaca oleh penyiar dan didengarkan oleh khalayak luas. Ada beberapa azas yang senantiasa harus diingar bila anda menulis untuk berita radio (telinga).
-It’s spoken (diucapkan). Berita radio adalah suatu kabar yang diucapkan untuk didengar. Naskah berita yang belum disiarkan belum dapat dikatakan sebagai berita radio. Dia baru menjadi berita radio apabila sudah diucapkan atau dibaca oleh penyiar untuk disiarkan kepada pendengar.
-It’s spoken language (bahasa sehari-hari). Berita radio menggunakan bahasa tutur atau kata-kata yang biasa diucapkan dalam obrolan sehari-hari. Kata-kata yang dipilih harus menyesuaikan dengan kosakata pendengar agar mudah dipahami.
-It’s immediate (sekarang, langsung). Radio adalah media sekarang, bukan kemarin, atau besok. Kelebihan radio dari Koran adalah ciri SEKARANG tersebut.
-It’s person to person (antar orang). Radio adalah AKU dan KAU. Kendatipun jumlah pendengar radio sangat luas dan heterogen, namun komunikasi yang dibangun  adalah antara penyiar dengan satu orang pendengar. Dengan kata lain Pendengar Radio selalu Tunggal adanya.
-It’s heard only once (sekilas/terdengar satu kali). Tidak bisa diulang, karenanya harus jelas, sederhana, dan sekali ucap langsung dimengerti. Prinsipnya clarity has top priority, kejelasan merupakan prioritas utama.
-It’s sound only (hanya bunyi). Kata-kata adalah jembatan anatara redaktur berita radio dengan pendengar. Kata-kata itu hanya dapat didengar karena radio adalah media audio. Radio bekerja hanya dengan bunyi. Hal ini merupakan kelemahan sekaligus kekuatan radio. Imajinasi pendengar dapat dengan mudah dirangsang dengan bunyi atau suara.  Bandingkan anda mendengar siaran langsung sepak bola di radio dengan nonton di televisi. Anda akan lebih mudah tersang oleh kemahiran si reporter radio ketimbang apa yang dilakukan reporter televisi. Rumusnya adalah pada pilihan kata dan kemampuan mendramatisasikan kepada pendengar.


Prinsp penulisan Berita Radio

Easy Listening Formula (ELF). Susunan kalimat yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama. Keep it Simple and Short (KISS). Hemat kata, tidak mengumbar kata. Menggunakan kalimat pendek dan tidak rumit. Gunakan sesedikit kata sifat dan anak kalimat. Write The Way you Talk (WTYT). Tulislah sebagaimana diucapkan. Menulis untuk disuarakan bukan untuk dibaca pendengar. Satu kalimat satu nafas.

Teknik Penulisan Berita radio

  1. Menggunakan kata kerja dan kalimat aktif. Bila anda menulis berita radio umumnya adalah menulis tingkah laku manusia, perasaan mereka, kesalahan atau kemampuan mereka dan yang terpenting tentang apa yang mereka lakukan. Lebih seringlah menggunakan kata kerja yang merupakan dasar dalam penulisan berita radio. Bentuk kalimatnya adalah kalimat aktif. Pokok kalimat (subject), sebutan kalimat (veb/predicate), dan keterangan (object).

Contoh : Gempa tektonik berkekuatan 4,5 Skala Richter tadi pagi mengguncang Pulau Seribu. Gempa yang memporkaporandakan dua kecamatan  tersebut terjadi pada pukul 4 lebih 42 menit Waktu Indonesia Barat. Penduduk setempat yang rumahnya hancur, saat ini sedang mengungsi ke tempat yang lebih aman. Mereka menempati kantor kecamatan dan gedung-gedung sekolah  yang  tidak mengalami kerusakan akibat gempa. Bupati Pulau Seribu, Abdul Kadir, yang dihubungi wartawan kami melalui telepon genggamnya belum bisa memperkirakan jumlah kerugian yang ditimbulkan.    
Kata-kata mengguncang, memporakporandakan, mengungsi, memperkirakan, semua dalam bentuk aktif.

-Spoken words. Pilih kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari. jam empat sore (16.00) wib. 15 ribu rupiah (Rp. 15.000). -Sign-posting, sebutkan jabatan, gelar, atau keterangan sebelum nama orang, atribusi/predikat selalu mendahului nama. Ketua DPR-Marzuki Ali mengatakan………-Stay away from question, jangan gunakan kutipan langsung. Ubah kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Ia siap memimpin perlawanan terhadap kuruptor. (‘saya siap melawan koruptor” kata SBY). –Avoid abbreviation, hindari singkatan atau akronim tanpa menjelaskan kepanjangannya lebih dahulu. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945-BEM Untag’45 Jakarta menggelar……… (Ketua BEM Untag’45 Jakarta-Farid-mengatakan….).

Subtle Repetition. Ulangi secara halus fakta-fakta penting, seperti pelaku atau nama untuk memudahkan pendengar memahami dan mengikuti alur berita. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah akan menaikkan harga BBM. Menurut Presiden kenaikan tersebut dalam rangka menyesuaikan harga minyak dunia yang terus naik. Kepala Negara juga menegaskan ……………
Present Tense. Gunakan perspektif hari ini. Untuk unsur waktu gunakan kata “kemarin, hari ini, besok, lusa”, bukan nama hari (senin-minggu). Mahasiswa dari HMI Cabang Jakarta melakukan aksi hari ini menolak kenaikan BBM ……..besok mereka akan melanjutkan aksinya……….
Angka. Satu (1-90) ditulis pengucapannya. Angka 1 ditulis “satu”. Lebih dari satu angka ditulis angkanya. Angka 45 atau 147 jangan ditulis ; empat puluh lima, seratus empat puluh tujuh. Angka ratusan, ribuan, jutaan, miliaran sebaiknya ditulis tanpa nol. Lima ratus, sepuluh ribu, 25-juta, 145-miliar.
Mata uang ditulis sesuai pengucapannya dibelakang angka. 100-ribu rupiah (RP.100.000), seratus dollar Amerika Serikat (US$ 100).

Tanda Baca Khusus. Dash. Tanda garis pisah (--) untuk sebelum nama atau kata    penting atau butuh penekanan. Puncttution. Tanda sengkang, yakni tanda-tanda pemenggalan (-) untuk memudahkan pengucapan singkatan kata yang di eja. H-M-I. B-A-P. D-P-R.
Garis miring. Jika perlu gunakan garis miring satu (/) sebagai pengganti koma, atau sebagai tanda jeda untuk bernafas. Garis miring dua (//) untuk titik dan garis miring tiga (///) untuk akhir naskah.

Kebijakan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM/ satu April 2012/ mendapat penolakan keras dari masyarakat/ terutama dari kalangan  mahasiswa// Mereka turun ke jalan melakukan aksi protes// Menurut Ketua Umum H-M-I—Johan Sapulidi/ pemerintah SBY telah gagal mensejahterakan rakyat ///

  1. Hindari Penggunaan Bentuk Negatif (Negarive form). Kita bisa memberi warna lebih segar pada naskah berita yang ditulis, dengan mengubah bentuk kalimat negatif menjadi kalimat positif, terutama dalam lead berita.

Bukan berita radio.” Menteri Politik Hukum dan Keamanan menjelaskan, para mahasiwa tidak akan dilarang melakukan demonstrasi sepanjang tidak anarkis.”

Berita radio. “ Pemerintah mempersilahkan para mahasiswa melakukan demontrasi sepanjang tidak anarkis// Menkopolhukam menegaskan………………”.

Elemen Pemberitaan

Berita radio dihimpun oleh para reporter, namun seorang Redaktur juga patut mengetahui segala sesuatu mengenai laporan (reporting) dan memiliki pengalaman yang memadai dalam bidang tersebut. langkah yang harus dilakukan seorang reperter adalah antara lain --News Gathering ; melakukan observasi berangkat ke TKP untuk pengamatan langsung, pengumpulan bahan berita atau peliputan, wawancara, studi literature (riset).

Aturan yang harus diingat, sebelum berangkat reporter harus memiliki latar belakang (background information). Sampai di lokasi perkenalkan diri, nama dan dari media mana anda wakili. Jangan pernah menerima satu informasi atau keterangan begitu saja, alias menelan mentah-mentah, cari tahu perkembangan hingga saat ini, pastikan anda benar-benar memahami situasi.  Meski begitu, penafsiran tetap merupakan bagian penting dari laporan.   

-News Production, penyusunan naskah, penentuan kutipan wawancara (sound bite), backsound, efek suara dan sebagainya. –News presentation, penyajian berita dan -News order, urutan berita.  

Produk Jurnalistik Radio

  1. Copy. Berita pendek durasi 15-20 detik, biasanya berita penting, harus cepat diberitakan, disampaikan di sela-sela siaran (breaking news) atau program regular insert berita (news insert) tiap 00 pada setiap jam siaran misalnya. Berupa straight news (berita langsung).
  2. Voicer. Laporan reporter, terdiri dari pengantar (cue) penyiar di studio dan laporan reporter di TKP, termasuk sound bite dan /atau live interview.
  3. Paket. Panjangnya 2-8 menit. Isinya paduan naskah berita, petikan wawancara (sound bite).
  4. Feature. Durasi 10-30 menit. Paduan antara berita, wawancara, ulasan redaksi, musik pendukung, dan rekaman suasana (wildtracking). Membahas tema tertentu yang mengandung unsur human interest. Bisa pula berupa dokumenter (documentary).
  5. Vox Pop. (vox populi) suara rakyat. Berisi rekaman suara opini masyarakat awam tentang suatu masalah atau peristiwa. Contoh; pengantar (cue) : Menjelang kenaikan harga BBM, Presiden SBY memanggil ketua-ketua umum Partai Koalisi ke Cikeas, hari ini, Senin 12 Maret 2012.  Seperti kita ketahui sikap partai-partai koalisi belum sepakat atas kebijakan pemerintah tersebut. Bagaimana tanggapan masyarakat tentang kenaikan harga BBM tersebut, berikut petikan wawancara kami dengan beberapa warga masyarakat :  sound bite : 1. “ saya tidak setuju kenaikkan harga BBM, rakyat makin susah hidupnya………2. “ saya sih setuju aja kalau untuk kebaikan, tapi jangan di korupsi dong…………….3. saya rakyat kecil mas,  tidak mengerti soal negara, yang penting harga sembako murah………………………..  


Program Berita (news program)

Buletin (paket berita). Berisi rangkaian berita-berita terkini (copy, straight news). Bidang politik, ekonomi, sosial, olah raga, keamanan dan sebagainya. Local, regional, nasional dan internasional. Durasi 30 menit atau lebih. Biasanya di dahului oleh Headline newscast (headline news). Biasanya berdurasi 45-60 detik saja. Sebagaian besar berupa cuplikan singkat laporan awal (initial report) atau hasil monitoring dari sebuah laporan penting yang akan disiarkan dalam bulletin.

News Flash. Biasanya berkaitan dengan informasi yang teramat penting sehingga tidak bisa menunggu untuk jadwal berita regular. Kreteria berita news flash adalah bencana alam (gempa bumi, angina topan, banir, kebakaran dan sebagainya), apalagi jia bencana tersebut memakan korban jiwa. Bodang politik, jatuhnya satu pemerintahan, pemilu, perang dan lain-lain.

Breaking News/ News Insert. Berita berisi info aktual berupa straight news atau voicer. Durasi 2-5 menit tergantung panjang pendek dan banyak sedikitnya berita yang disajikan. Biasanya pada jam-jam tertentu.disampaikan secara khusus di sela-sela siaran apa saja.

Majalah Udara. Berisi straight news, wawancara, dialog interaktif, feature pendek, dokumenter dan sebagainya.

Talk Program (talkshow). Ada dua jenis program yang kerap muncul di radio, pertama interview atau wawancara dan forum-forum diskusi live di studio dengan nara sumber atau melalui telepon.   

Talk Program

Radio, pada dasarnya adalah media komunikasi massa berbasis suara. Semua informasi disampaikan melalui perantaraan suara. Maka, Talk Program  atau program yang berbasis suara menjadi andalan radio. Ada dua program yang kerap muncul di radio berkaitan dengan Talk Program, yakni; pertama Interview atau wawancara dan kedua forum-forum diskusi.

Baik wawancara atau forumk diskusi bisa bersifat interaktif dengan mengundang partisipasi pendengar untuk terlibat aktif. Namun program ini juga bisa bersifat tertutup, pendengar hanya bisa menyimak dialog atau perbincangan yang terjadi di studio. Meski dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, kegiatan wawancara atau diskusi radio bisa dilakukan dimana saja. Narasumber tidak perlu hadir secara fisik di studio, dengan menggunakan fasilitas teleconference dan mobile phone atau handphone. Teknologi tersebut memungkinkan wawancara atau diskusi dilakukan dengan jarak terpisah, tanpa mengganggu kualitas suara.

Wawancara Radio

Wawancara atau interview pada hakekatnya adalah proses tanya jawab yang berlangsung antara dua orang atau lebih. Namun intinya selalu ada dua pihak yang terlibat, pihak pertama adalah reporter, interviewer atau pewawancara dan pihak kedua adalah narasumber, interviewee atau orang yang diwawancarai.

Wawancara harus dilandasi tujuan dan terfokus pada tema yang disiapkan, terencana untuk mendapatkan atau memperjelas informasi tertentu. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan, menggali dan memperjelas informasi tentang suatu peristiwa, kebijakan dan sebagainya. Lebih spesifik, Masduki (2001) menjabarkan tujuan wawancara, yaitu :
  1. memastikan kebenaran dan aktualitas fakta atau mengonfirmasi.
  2. memperoleh pernyataan resmi langsung dari sumbernya.
  3. menggali sudut pandang atau opini pihak yang diwawancarai atau pihak lain melalui perantara narasumber.
  4. memformulasikan suatu masalah.
  5. memperoleh suara yang mewakili masyarakat.
  6. menciptakan gaya berita bercerita.
  7. meningkatkan citra pribadi reporter.
  8. memperkuat kredibilitas radio dibidang informasi.
  9. melengkapi detail data yang kurang, tetapi penting.
  10. menyambung kesenjangan hubungan narasumber dengan media, dan pada gilirannya, hubungan narasumber dengan publik.

Meski tujuan wawancara bermacam dan beda-beda tetapi efek bagi radio akan tetap sama. Wawancara yang baik akan meningkatkan kredibilitas radio. Sebaliknya wawancara yang buruk, pewawancara tidak smart, akan menurunkan kredibilitas radio.

Jenis-jenis Wawancara

Berdasarkan aktualitas atau periode penyiarannya, wawancara dibagi dua, yaitu :
  1. wawancara langsung (live interview). Wawancara dilakukan dan diudarakan secara langsung, bisa disimak oleh pendengar saat itu juga. Wawancara jenis ini nilainya sangat tinggi, tetapi tantangannya juga besar. Pewancara harus smart dan menguasai medan, serta permasalahan yang diangkat. Reporter juga harus betul-betul siap menghadapi hal-hal yang tak terduga entah dari narasumber, lokasi dan lainnya.
  2. wawancara tertunda (delayed interview). Wawancara yang direkam terlebih dahulu, diedit kalau perlu baru diudarakan. Wawancara jenis ini lebih aman, tetapi aktualitas yang harus dikorbankan.


Berdasarkan lokasi wawancara, maka wawancara diklasifikasikan dalam beberapa kategori, yakni :
  1. on the spot interview. Wawancara di lokasi kejadian, langsung pada saat peristiwa berlangsung dengan sosok-sosok kunci yang terkait dengan tema pemberitaan. On the spot interview memiliki fungsi yang sangat penting, karena lewat wawancara jenis ini suasana atau mood peristiwa diangkat dibawa ke ruang pendengar. Menambah nilai nowness dan juga menambah kredibilitas radio karena menguatkan atau menegaskan bahwa suatu peristiwa atau isu yang diliputnya memang nyata dan factual.
  2. Studio Interview. Wawancara dilakukan di studio atau lokasi khsusus yang disiapkan sebagai studio (misalnya on air booth di pameran-pameran), narasumber hadir. Wawancara dilangsungkan dan diudarakan-terekam atau live langsung disiarkan. Wawancara ini lebih aman, karena biasanya sudah direncanakan sebelumnya.
  3. Teleconference. Wawancara yang bisa berlangsung di lokasi kejadian atau di studio. Namun narasumber tidak hadir secara fisik. Wawancara dilakukan melalui media komunikasi, handphone, atau fasilitas teleconference lainnya. Wawancara ini biasanya dilakukan dalam keadaan mendesak, dengan pertimbangan masalah yang diliput aktual, kalau ditunda atau menunggu kehadiran narasumber atau sampai narasumber punya waktu, momennya bisa menghilang. Padahal justru momen itulah yang penting.


Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat, wawancara terbagi menjadi :

  1. Wawancara Tokoh. Yang diwawancarai tokoh-tokoh tertentu mewakili bidang-bidang yang relevan dengan tema wawancara. Tokoh diwawancarai karena kompetensinya, layak dan memiliki pemahaman seputar tema yang akan diangkat. Bisa juga karena selebritasnya, tidak penting apa temannya, yang penting adalah status selebritasnya.
  2. Vox Pop. Wawancara ini berdasar karena media khususnya radio adalah media rakyat atau media publik. Maka fungsi utama radio adalah menjadi corong suara rakyat dan menghubungkannya dengan elit pemerintah atau penguasa. Narasumbernya siap saja, rakyat kebanyakan. Masalah yang digali dan diangkat tentang kehidupan rakyat  sehari-hari, missal kenaikan BBM, kenaikan harga kebutuhan pokok, dampak kebijakan baru, atau tanggapan atas peristiea yang menggegerkan dan sebagainya.
  3. Press Conference. Konferensi pers, sejatinya adalah momen dimana pihak tertentu mengundang pers atau wartawan untuk menyimak mereka mengungkapkan informasi, menjelaskan atau mengklarifikasi. Yang punya maksud dan tujuan untuk  mengangkat isu tertentu dimedia bukanlah media itu sendiri,  melainkan pihak diluar media. Media tidak dipaksa untuk memuat atau mengangkat hasil pers conference. Tetapi lazimnya konferensi pers diselenggarakan karena ada isu yang mendesak.   

Wawancara berdasarkan cara penyajiannya terbagi dua (Masduki,2001), yaitu :
  1. Insert. Wawancara yang disajikan sebagai pelengkap berita. Durasi insert tidak panjang, paling lama 30 detik untuk sisipan berita radio. Sebelum disajikan insert harus diolah lebih dahulu.
  2. Program khusus. Wawancara disajikan sebagai program khusus wawancara atau talk show. Wawancara berbentuk atraksi utuh dan lengkap bagi pendengar. Panjang pendeknya wawancara tidak ditentukan oleh berita-seperti insert, tetapi oleh slot waktu atau durasi program yang tersedia.

Wawancara berdasarkan gaya wawancara (Masduki,2001), terbagi  atas :

  1. Wawancara keras dan memaksa. Gayanya seperti penyidik, polisi, atau jaksa melakukan klarifikasi fakta atau meminta penjelasan, menginterogasi.
  2. Wawancara emosional. Wawancara yang bertujuan menggali dan mengekspos emosi. Apakah sedih, marah, kecewa atau bahagia yang meluap-luap. Pewawancara dituntut untuk berempati dan menyesuaikan diri dengan mood, tetapi tidak berarti harus ikut naik darah atau berurai air mata.
  3. Wawancar santai. Dilangsungkan dengan gaya santai berbincang antar sahabat. Alamiah, informal, tetapi mendalam. Pewawancara dituntut bisa menampakkan sikap yang ramah, bersahabat, membuat narasumbernya rileks dan akrab. Pendekatan humor sering dipakai untuk mempertegas nuansa alamiah dan informal.

Menurut British Broadcasting Corporation (BBC), lembaga penyaiaran publik yang memiliki standar performa jurnalistik ideal ini, wawancara pada dasarnya terdiri dari tiga tipe, yaitu :

  1. Hard exposure interview, yaitu wawancara untuk menginvestigasi sebuah subjek.
  2. informational interview, yaitu wawancara yang menempatkan khalayak dalam tema yang tengah diangkat. BBC mengistilahkan sebagai “an interview which puts the audience in the picture”.
  3. Emotional interview, wawancara yang bertujuan mengungkap sosok, benak, atau jalan pemikiran narasumber.

Dari ketiga kategori tersebut menjadi landasan untuk mengembangkan wawancara menjadi duabelas  kategori lain, yaitu :
  1. Hard news. Pendek durasinya, to the point dan fungsinua untuk mengilustrasikan atau menambah warna berita. Hanya fakta terpenting yang disampaikan dalam wawancara. Lazimnya yang ditanyakan bukan penjelasan tapi tanggapan atau reaksi terhadap fakta-fakta.
  2. Informasi. Fungsinya bukan memperjelas, tapi juga memberi latar bagi tema/berita yang diangkat. Pertanyaan lebih dalam daripada hard news. Menjelaskan lebih dari sekedar fakta, unsure how dan why  dari sebuah isu menjadi penekanan wawancara informasi.
  3. Investigasi. Wawancara ini bertujuan menggali fakta lebih dalam lagi daripada informasi. What really caused the problems. Tidak semua tema dapat di eksplorasi dengan wawancara investigasi. Hanya isu-isu yang kontraversial atau problematic saja yang penting untuk di investigasi. Wawancara investigasi sifatnya mendalam dan kerap durasinya begitu panjang, menjadi data mentah bagi karya dokumenter.
  4. Adversarial. Wawancara jenis ini untuk mengecek-ulang fakta atau peristiwa. Pertanyaan yang diajukan sering bersifat provokatif. Misalnya, dalam kasus kebakaran pasar, reporerter mengajukan pertanyaan semacam ini kepada pihak tramtib setempat. “dua kebakaran di lokasi yang sama dalam waktu satu bulan. Karena itu, beberapa pihak menganggap dinas yang Bapak pimpin juga harus bertanggung jawab. Bagaimana Pak?’. Melakukan wawancara adversarial cukup berat, reporter beresiko berhadapan dengan narasumber yang merasa terusik dan terganggu dengan pertanyaan yang bersifat provokatif. Ujungnya narasumber bisa marah, ngambek dan tidak mau melanjutkan wawancara. Bahkan ada yang melakukan tuntutan hukum. Wawncara jenis ini masti dilakukan dengan penuh perhitungan oleh sang reporter. Jangan takut, mengingat posisi reporter yang mewakili kepentingan publik.
  5. Interpretatif. Wawancara berkenaan dengan dua hal; reaksi atau penjelasan  atas suatu peristiwa (ekplantion). Reaksi akan lebih kuat apabila dikeluarkan oleh orang yang terlibat langsung dalam kasusu/peristiwa. Penjelasan, analisis atau interpretasi biasanya disampaikan oleh pengamat yang tidak langsung terlibat, sehingga pendapatnya lebih objektif.
  6. Vox pop. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, vox popo merupakan jenis wawancara yang memperlihatkan peran radio yang sesungguhnya, yaitu sebagai penghubung antara publik dengan pemerintah atau penguasa. Atau pembawa suara publik sehingga didengar oleh aparat atau elit-elit polotik. Vox pop, berasal dari bahasa latin, artinya “voice of the public”.suara rakyat. Vox pop tidak perlu panjang-panajang, yang dipentingkan adalah keragamannya. Lebih menarik bila disajikan selang-seling, suara laki-laki dan perempuan, tua-muda, variatif.
  7. Personal. Yang utama bukan fakta atau tema peristiwa, tapi sosok yang terlibat. Wawancara jenis ini sengaja menyibak kepribadian atau profil narasumber. Biasanya berkenaan dengan ketokohan atau ketenaran (seleb) seseorang. Wawancara ini akan menarik jika pewawancara dapat mengkombinasikan dua pendekatan; gaya seorang psikater yang mesti mngungkap kepribadian orang, dengan gaya pendeta pada saat pengakuan dosa.
  8. Emosional. Wawancara ini dimaksudkan untuk mengungkap perasaan narasumber, dengan maksud menyetuh perasaan pendengar. Untuk memunculkan simpati dan empati. Wawancara tragedy, musibah, atau kriminalitas (korban atau keluarga korban). Aturan dasarnya reporter (a) jangan pernah bertanya ‘bagaimana perasaan anda’ pada narasumber yang mengalami musibah (b) “tread carefully when your foot is on somebody’s heart, and then only walk where you have been the right of way”.
  9. Entertainment. Wawancara dunia hiburan, lebih tepat wawancara yang menghibur. Topiknya biasa saja, tapi yang ditonjolkan adalah sisi-sisi yang ringan, jenaka dan menghibur. Sisi enteng kehidupan atau hal-hal yang membuat kita tersenyum.
  10. Actuality. Suara reporter tidak dipentingkan, yang diperlukan hanyalah suara narasumber. Pertanyaan harus tepat agar penjelasannya lebih ilustratif. Pertanyaan yang baik adalah memancing orang bercerita bukan untuk menjawab pendek-pendek.
  11. Remote (terpisah). Wawancara yang dilakukan dari studio atau lokasi yang terpisah dari studio utama, atau lokasi stasiun radio. Peralatan harus memadai, karena kulaitas suara harus sejernih dari studio utama.
  12. Grabbed (dadakan). Wawancara inidilakukan pada orang-orang yang tidak ingin diwawancari, namun reporter bersikeras melakukannya karena alasan-alsan tertentu. Wawncara pendek dan tidak jarang jawabannya “no comment !”. wawncar jenis ini hanya dibenarkan ketika seseorang yang memutuskan being left alone-dibiarkan sendiri-justru mengganggu kepentingan publik karena ketidakacuhannya.

Persiapan Wawancara

Persiapkan topik. Memilih topik atau tema yang punya nilai lebih dibanfing berita regular. Lakukan pendalaman wacana. Pikirkan angle apa yang diangkat. Selaraskan dengan tujuan wawancara.  Tuangkan daftar pertanyaan yang relevan dan susun kalimat pertanyaan yang mengeksplorasi permasalahan. Perbanyak why dan how.

Persiapan narasumber. Baut peta narasumber ; siapa saja mereka, latar belakang profesi, pekerjaan, atau pendidikan. Alasan mengapa mereka dijadikan narasumber, cari nonor kontaknya, ambil narasumber utama. Sebisa mungkin kontak narasumber jauh-jauh hari, buat janji untuk wawancara selengkapnya. Jangan mengandalkan hanya satu narasumber, cari alternative penggantinya.

Persiapan alat. Dukungan teknis angat penting dalam proses wawancara. Tetapkan wawancara akan berlangsung di dalam atau diluar studio, by phone atau teleconference. Cek peralatan dapat berfunsi dengan baik.

Last but no least. Persiapan mental. Fokuskan perhatian pada wawancara dan butir-butir pertanyaan. Seperti apapun sikap narasumber, tetap jaga kesantunan dalam berbicara dan berperilaku.

Pelaksanaan Wawancara.

Wawancara pada dasarnya dialog antara dua pihak. Yang menjadi pemrakarsanya adalah pewawancara, bukan narasumber. Karenanya penting sekali melakukan pendekatan narasumber sebelum wawancara sesungguhnya dimulai. Basi-basi yang cerdas, jangan klise. Basi-basi yang klise akan mencoreng atau menjatuhkan citra reporter.

Jaga jarak aman dengan narasumber. Jarak terlalu dekat akan rekaman. Jarak terlalu lebar-suara akan terdengar sayup-sayup. Intinya jangan remehkan masalah teknis. Fokus pada butir-butir pertanyaan, kalau semua pertanyaan sudah terjawab, segera sudahi wawancara. Wawancara yang bagus adalah yang berlangsung santai, seperti orang mengobrol, walau topinya serius. Pewawancara harus mampu mengembangkan pembicaraan, membangun suasana dan mood narasumber sehingga yang bersangkutan merasa nyaman untuk ditanyai.adalah tugas pewawancara untuk menjaga alur agar wawancara tetap berlangsung dalam suasana menyenangkan.

Evaluasi Wawancara.

Evaluasi dilakukan secara teratur setiap selesai melakukan wawancara atau memproduksi hasil wawancara menjadi program khusus, fature/dokumenter, berita dengan insert/actuality dan lain-lain. Evaluasi tidak sekedar mendengarkan kembali hasil wawncara, tapi menyeleksi dan membuat scenario tentang bagaimana wawancara itu akan disajikan kepada pendengar. Inilah proses yang disebut editing atau penyuntingan.

Menurut Masduki (2001:55), pokok-pokok evaluasi wawancara mencakup :
  1. Kesesuaian tujuan program dengan kejelasan tuturan dan isi.
  2. Pengamatan terhadap bagian teknis atau bahasa yang mengganggu.
  3. bagian perbincangan yang terlalu umum, bertele-tele atau keluar dari konteks.


Apabila proses evaluasi akan dilanjutkan pada proses penyuntingan, maka pokok-pokok yang mesti dilakukan adalah :
  1. Menyimak hasil wawancara secara keseluruhan untuk mencermati (dan mengevaluasi) kualitas teknis audio.
  2. Menyimak pernyataan narasumber, dan memilih bagaian mana saja yang bisa di-cut atau diuadarakan. Sesuaikan topik atau tema wawancara.
  3. Membuat scenario atau rancangan urutan penggunaan hasil wawancara.

Struktur Wawancara

Pada dasarnya program wawancara memiliki kerangka yang terdiri dari opening, body dan closing.
  1. Opening atau pembuka. Berfungsi memperkenalkan pendengar pada topik wawancara dan narasumber. Lengkap, to the point. Pembuka harus menekankan poin-poin menarik. Fungsi pembuka bukan hanya sebagai introduksi program, tetapi juga sebagai sarana promosi agar pendengar tertarik untuk menyimak program wawancara.
  2. body atau isi wawancara. Subtema dikupas satu-persatu atau kalau wawancara ditujukan untuk menampilkan profil (personality interview), inilah saatnya mengupas sosok yang ditampilkan. Pewancara harus pandai mengatur ritme dan muatan wawancara agar sesuai dengan sdlot waktu yang dialokasikan. Upayakan ada klimaks dibagian akhir tapi jangan diujung. Setiap termin simpulkan dan berikan teaser-semacam iming-iming. Teaser bisa berupa topik yang menarik atau bisa berupa hadiah atau kuis, misalnya, “kenapa tokoh ini berani melawan SBY/ akan disampaikan setelah selingan berikut ini…..”.
  3. closing atau penutup. Lazimnya diisi dengan kesimpulan dari pewawancara mengenai tema yang dikupas, atau pribadi yang diwawancarai. Kesimpulan harus relevan dengan tujuan wawancara. Jika memungkinkan berikan waktu narasumber untuk menyampaikan pesan terakhir atau menekankan poin yang ingin diingat pendengar. Tutup dengan santun, dan pewawancara mohon diri. Setel jingle program (kadang iklan). Dan acara resmi ditutup.

Etika Wawancara.

1.       Imparsial atau tidak memihak. Independent. Wawancara, khsususnya untuk kepentingan pemberitaan dilakukan demi kepentingan publik. Pewawancara adalah mewakili publik, kalau memihak itu namanya public relations officer-nya narasumber.
2.       Jujur dan Objektif.wawancara dilakukan apa adanya. Tidak ada intervensi pihak manapun yang bersifat subjektif. Objektif adalah komitment menyampaikan fakta bukan opini.menempatkan diri setara dengan narasumber dan berada diposisi tengah dalam setiap polemic antarnarasumber (Masduki,2001:57). Objektivitas tidak akan tercapai tanpa kejujuran reporter/pewawancara.
3.       Santun. Dialog macam apapun tidak akan berlangsung dengan baik, apabila satu pihak menjadi penekan atau penindas bagi yang lain. Kesantunan adalah kunci untuk berkomunikasi dengan siapapun, dimanapun. Bahkan ketika narasumber tidak santun sekalipun, tidak ada alsan bagi reporter/pewawancara untuk membalasnya dengan sikap tidak santun. Kesantunan memberi citra positif pewawancara dan berdampak positif bagi radio-nya.
4.       Menghargai Hak-hak Narasumber. Sepenting apapun nilai informasi yang diperlukan, ingatlah reporter bukan raja atau pneguasa yang bisa memaksa interogasi. Hak-hak narasumber yang harus dihormati : narasumber berhak mendapat perlakuan sopan dari pewawancara. Narasumber punya hak untuk tetap diam, reporter harus pandai mengorek informasi tanpa mengancam atau mnegintimidasi narasumber. Narasumber punya privasi yang harus dihormati. Sepenting apapun wawancara, ruang pribadi harus dihormati. Reporter infotainment sering sekali melakukan pelanggaran privasi semacam ini. Sudah begitu informasi yang diburu ternyata sama sekali tidak penting.


DISKUSI  RADIO

Diskusi bukan sekedar dialog tanya jawab, tapi merupakan forum pertukaran opini dan gagasan (exchange of ideas). Diskusi diruang publik termasuk radio menjadi persyarat pemenuhan fungsi demokrasi. Dunia di sekitar kita pada dasarnya adalah  a market of ideas-pasar gagasan.

Diskusi tidak asal ngomong atau debat kusir, pokok-pokok diskusi adalah presentasi gagasan, kritik dan antitesisi, argumentasi dan sintesis. Gaya berdiskusi bisa formal atau nonformal. Topiknya bisa berat, ringan, spesifik, general atau tentang kehidupan sehari-hari.

Diskusi diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan sebagai beriku :
  1. Finding solutions. Mencari solusi. Semacam curah gagasan, misalnya ketika muncul korban dikalangan anak-anak yang berkelahi meniru adegan kekerasan di sinetron atau film televisi, radio menyelenggarakan diskusi yang melibatkan pakar psikologi, aktivis media literacy, guru dan orang tua untuk mencari solusi yang terbaik.
  2. Explaining problems. Menjelaskan permaslahanm menggali dan menganalisis. Diskusi menjadi sarana untuk menyampaikan informasi yang lebih mendalam dari sekedar berita. Misalnya dalam hal rencana pemerintah menaikkan harga BBM, radio mengangkat permaslahan tersebut ke dalam forum diskusi dengan melibatkan pakar ekonomi dan stakeholders agar masyarakat mendapatkan informasi yang objektif mengenai duduk permaslahan yang sesungguhnya.
  3. Confirmatory. Mengonfirmasi. Mencari kejelasan di antara pelbagai spekulasi. Misalnya : betulkah menonton televisi yerus menerus dapat menimbulkan efek pada penontonnya dalam jangka panjang ?. betulkah Partai Demokrat diuntungkan dengan kenaikan harga BBM ? betulkah PKS keluar dari koalisi ?.dalam diskusi model ini mseti melibatkan tokoh-tokoh yang terlibat langsung atau punya kewenangan untuk bicara soal tersebut.
  4. Catharsis. Forum diskusi, bincang-bincang juga berfungsi melepaskan tekanan-katarsis. Diskusi dijadikan sarana melepaskan kekesalan dan kegeraman orang pada penguasa politik yang dianggap tidak adil, otoriter, lamban, peragu, tidak berpihak pada rakyat, korup dan sebagainya. Dalam pelaksanaannya, tidak masalah tujuan-tujuan tersebut bisa saling tumpang tindih satu sama lain, atau muncul berbarengan.

Jenis dan Tipe Diskusi Udara.

  1. Panel diskusi. Ada tim panelis yang terdiri dari narasumber atau pakar-pakar akan berdebat dengan kandidat yang tengah berusaha memenangkan pemilu atau jabatan publik tertentu. Lazimnya diskusi ini dilangsungkan pada masa-masa pemilu.
  2. Debat. Diskusi berlangsung antar kandidat. Masing-masing dapat memaparkan programnya, kemudian dikomentari, dikritik, ditanggapi oleh pihak lainnya. Model debat tidak terbatas pada tema politik saja, tapi juga bisa berkenaan dengan ilmu pengetahuan atau pengalaman sehari-hari.
  3. Man-on-the-street. Ini merupakan komentar atas topik atau berita tertentu. Pesertanya bisa siapa saja, termasuk pendengar yang berpartisipasi aktif melalui telepon, atau hadir di studio. Jenis-jenis diskusi ini bukan harga mati, tapi bisa dikombinasikan dengan program atau tipe diskusi lainnya.


Memproduksi Diskusi Radio.

Persiapan Diskusi. Pematangan tema. Riset terhadap topik yang akan diangakat, penentuan angle dan alur diskusi, persiapan pertanyaan-pertanyaan atau isu-isu pancingan, penetuan tugas masing-masing anggota tim, sekaligus konfirmasi narasumber. Curah gagasan (brainstorming) antaranggota tim produksi dapat memperluas cakupan diskusi dan memunculkan gagasan-gagasan untuk diskusi udara.

Pelaksanaan Diskusi. Diskusi selalu ada moderator dan partisipan. Dibutuhkan kerjasama tim yang solid. Partisipan diskusi bisa terdiri dari para pakar atau narasumber yang relevan. Fungsi moderator (bisa dirangkap penyiar)adalah memimpin dan menjaga alur diskusi. Moderator, kadang disebut host perlu dibekali poin-poin khusus yang akan dieksplorasi dalam stiap termin diskusi. Moderator juga perlu memahami permasalahan sehingga isu tersebut diangkat ke dalam diskusi. Moderator yang ideal harus piawai memancing perdebatan secara sehat, mampu menjaga tempo sehingga terdengar dinamis dan tidak membosankan serta debat kusir yang tidak bermutu. Moderator dibantu produser atau asisiten yang bertugas mengamati diskusi dan membantunya fokus pada isu tertentu.

Diskusi juga bisa berbentuk free discussion yang bisa di ikuti siapa saja. Topiknya harus general sifatnya dan menyetuh banyak pihak. Diskusi interaktif yang mengundang partisipan dari luar studio melalui telepon perlu ada orang khsusus untuk mengangakat telepon, mencatat pertanyaan, atau tanggapan diskusi sementara moderator berfokus pada isu yang tengah dibicarakan.

Evaluasi Diskusi. Kesesuaian tema dengan isi diskusi, apakah tujuan diskusi telah tercapai. Evaluasi juga soal-soal teknis seperti kualitas suara dan dukungan perangkat. Juga penting evaluasi alur diskusi dan perfornace tiap pihak yang terlibat dalam produksi Talk show.

Komponen Diskusi udara yang perlu diperhatika antara lain :
  1. On Stage. Terdiri dari topik, moderator, peserta/partisipan diskusi dan narasumber.
  2. Off Stage. Terdiri dari produser, operator/teknisi, traffic (pengatur alur pembicaraan secara teknis) dan penulis skrip.



Strtuktur Diskusi Radio

  1. opening, lazimnya diisi introducing atau pengantar topik, alasan topik diangkat, apa yang diharapkan dari diskusi, menyusul dengan perkenalan narasumber dan latarbelakang mereka. Perkenalan dilakukan sealamiah mungkin seperti ngobrol dalam kehidupan sehari-hari. Jika diskusi disponsori pihak tertentu, wajar untuk menyebutkan nama sponsor diawal acara, menjelang break. Nama sponsor juga bisa melekat pada jingle program-ini sah-sah saja.
  2. Body, pokok permasalahan diskusi. Pada tahap ini, diskusi dibagi menjadi beberapa termin. Setiap termin diantari oleh break-iklan, lagu, pengumuman,kuis atau yang lain. Durasi setiap termin bergantung pada pokok yang dibahas. Agar fokus, hendaknya setiap termin membahas satu isu, aspek atau subtema. Jika narasumber lebih dari satu orang, moderator harus mampu membagi peran setiap narasumber.
  3. Closing, atau penutup, diisi dengan penyimpulan hasil diskusi oleh moderator. Kesimpulan bisa ditarik dari isi diskusi secara keseluruhan, bisa juga menyimpulkan pendapat masing-masing narasumber. Fungsi kesimpulan untuk menegaskan hasil diskusi, merangkumnya dengan padat, namun akurat. Jangan lupa pada bagian ini diputar jingle penutup acara dan iklan sponsor/iklan program-jika ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Program Studi Ilmu Perpustakaan FISIP Uncen Gelar Seminar Internasional Bertajuk “Challenges and Developments in Library and Information Sci...