Rabu, 30 September 2020

 TUGAS 1 

TUGAS INI DIBERIKAN KEPADA MAHASISWA UNTUK DIKUMPULKAN SECARA LANGSUNG DI JURUSAN. SILAHKAN DIKUMPULKAN DI MEJA IBU. ABSEN TETAP AKAN SAYA ISI BERDASARKAN KEAKTIFAN SAUDARA/I MAHASISWA DALAM PENGUMPULAN TUGAS DAN KEKAKTIFAN KULIAH ONLINE NYA. BATAS PENGERJAAN TUGAS ADALAH 2 MINGGU.

1. MK KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA 

Soal : Buatlah ringkasa sebanyak minimal 2 halaman, terkait pengertian, fungsi, manfaat dan Ruang Lingkup Komunikasi Antar Budaya. 

2. MK PRODUKSI SIARAN TV 

Soal : Buatlah ringkasan sebanyak minimal 2 halaman terkait apa yang anda ketahui tentang menyusun agenda siaran TV, sesuai dengan materi yang telah kita pelajari di blog ini, boleh menggunakan referensi lainnya di internet.

3. MK PRODUKSI SIARAN RADIO 

Soal : Buatlah ringkasan sebanyak minimal 2 halaman terkait apa yang anda ketahui tentang skill penyiar radio dan buatlah rencana program siaran radio sederhana, mulai dari menentukan tema siaran hingga penentuan siaran. Silahkan menggunakan referensi dari internet atau buku-buku terkait.

4. MK TEKNIK REPORTASE 

Soal : Buatlah skrip wawancara bebas, tema nya boleh bebas. Buatlah perandaian anda sedang melakukan wawancara dengan nara sumber, boleh berita olahraga, feature, berita ringan dll, tulis dengan script pertanyaan-pertanyaan wawancara tersebut. 

5. MK PERIKLANAN DAN PUBLIKASI

Soal : Silahkan buatkan analisis anda sebanyak minimal 2 halaman, apa perbedaan antara periklanan dan publikasi, beserta contoh nya. Sertakan sumber referensi jika mengutip pendapat. 






Kamis, 17 September 2020

 KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA PERTEMUAN 3 dan 4

Menurut Liliweri Komunikasi antar  budaya adalah interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang dan kebudayaan yang berbeda.

Kita ambil contoh yang dekat saja, seperti mahasiswa(i) yang di tempatkan di dalam satu kelas yang terasa asing bagi mereka. Kebanyakan  berasal dari daerah dan memiliki kebudayaan yang berbeda. Akan tetapi, mereka dapat bersatu dalam kelas dikarenakan adanya komunikasi. Komunikasi inilah yang menjadi jembatan bagi mereka untuk memahami kebudayaan  masing-masing. Inilah yang disebut komunikasi antar budaya.

Sedangkan Komunikasi lintas budaya adalah proses dimana dialihkan ide atau gagasan suatu budaya yang satu kepada budaya yang lainnya dan sebaliknya, dan hal ini bisa antar dua kebudayaan yang terkait ataupun lebih, tujuannya untuk saling memengaruhi satu sama lainnya,baik itu untuk sebuah kebaikan kebudayaan maupun untuk menghancurkan suatu kebudayaan, atau bisa jadi tahap awal dari proses akulturasi (penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang menghasilkan kebudayaan baru).

Mengapa kita harus mempelajari komunikasi lintas budaya ???

Menurut livin (1977) Alasan mempelajari komunikasi lintas budaya ialah :

Ø  Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya sangat diperlukan

Ø  Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota budaya tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.

Ø  Nilai-nilai setiap masyarakat se baik  nilai-nilai masyarakat lainnya

Ø  Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk mengidentifikasi  dan memahami nilai-nilai budaya lain.

Ø  Dengan mengqatasi hambatan-hambatan untuk berhubungan dengan orang lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi, perasaan dan masalaha manusia.

Ø  Semakin mengancam pandangan dunia orang itu bagi pandangan dunia kita semakin banyak yang harus kita pelajari dari dia tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.

Ø  Perpindahan dari pandangan monokultural terhadap interaksi manusia kepandangan multicultural.

 

Beberapa Hambatan Komunikasi Lintas Budaya


Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing. Dalam satu Negara saja, seperti negara kita Indonesia, terdapat beragam budaya yang tumbuh dan berkembang dan menjadi ciri khas setiap daerah. Seperti kita ketahui, manusia perlu berkomunikasi dengan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai mahluk sosial. Dengan begitu komunikasi lintas budaya tidak dapat dihindarkan.

Komunikasi lintas budaya merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua atau lebih orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Budaya disini mengacu pada pola prilaku, kepercayaan, dan adat istiadat di daerah asal pelaku komunikasi. Proses penyampaian pesan yang dilakukan dalam komunikasi lintas budaya bisa secara lisan, tulisan, maupun simbol tertentu yang telah disepakati.

Dengan adanya berbadaan budaya, akan memeperngaruhi persepsi, cara berpikir, juga bahasa yang digunakan individu yang bersangkutan. Sehingga dalam pelaksanaannya komunikasi lintas budaya seringkali menemukan hambatan, contohnya perbedaan persepsi akibat perbedaan bahasa. Misalnya dalam bahasa Sunda kata “atos” berarti “sudah”, sedangkan dalam bahasa Jawa kata “atos” berarti “keras”. Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan 5 hambatan komunikasi lintas budaya.

1. Etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan sikap keyakinan atau kepercayaan bahwa budaya sendiri lebih unggul dari budaya lain. Bahkan cenderung memandang rendah budaya lain, dan tidak mau mengakui keunikan budaya lain sebagai suatu ciri khas dari kelompok lain. Entnosentrisme memandang dan mengukur budaya lain berdasarkan budaya sendiri, dan jika tidak sejalan maka dianggap berlawanan dan berbahaya sebab berpotensi mencemari budaya sendiri.

Hal ini dapat mengakibatkan adanya pembatasan pergaulan dengan individu yang memiliki budaya yang berbeda. Contohnya kecenderungan orang Indonesia yang mengganggap budaya ‘barat’ yang vulgar berlawanan dengan budaya ‘timur’ yang santun. Hal tersebut menimbulkan ketakutan akan tercemarnya budaya lokal oleh budaya asing, sehingga pergaulan dengan orang barat akan dibatasi.

 

2. Stereotipe

Stereotipe adalah sikap yang menggeneralisasi atau menyamaratakan sekelompok orang, tanpa mempertimbangkan kepribadian atau keunikan masing-masing individu. Stereotipe mengelompokkan individu berdasarkan keanggotaan individu dalam suatu kelompok dan tidak memandang individu dalam kelompok tersebut sebagai individu yang unik. Karakteristik individual mereka diabaikan, dianggap homogen.

Sikap stereotipe muncul karna dua sebab:

 

  • Kecenderungan untuk membagi dunia kedalam dua kategori yaitu ‘aku’ dan ‘mereka’. Ketika informasi yang dimiliki mengenai ‘mereka’ kurang, maka timbul kecenderungan untuk mengganggap ‘mereka’ sebagai homogeny (disamaratakan).
  • Kecenderungan untuk sedikit mungkin melakukan kerja kognitif dalam berpikir tentang orang lain, sehingga menimbulkan persepsi selektif terhadap orang-orang disekitar dan membuat informasi yang kita terima tidak akurat.

Stereotipe bersifat negatif, sikap ini dapat menghambat berjalannya proses komunikasi lintas budaya yang efektif dan harmonis. Contoh sikap stereotipe misalnya anggapan bahwa orang berkacamata itu pintar, atau orang padang itu pelit, sedangkan orang batak itu kasar, dan semacamnya. Dengan stereotipe tersebut, bisa saja timbul permasalahan, misalnya stereotipe menganai orang pandang itu pelit, bisa saja membuat orang padang yang bersangkutan merasa tersinggung dan akhirnya timbul konflik.

3. Rasialisme

Rasialisme adalah prilaku diskriminatif, tidak adil dan semena-mena terhadap RAS tertentu.  Bukan saja dapat menghambat terjadinya komunikasi lintas budaya, prilaku ini bahkan dapat menimbulkan konflik berkepanjangan. Berbeda dengan sikap rasis, rasialisme merujuk pada gerakan sosial atau politik yang mendukung teori rasisme. Fokus dari rasialisme adalah kebanggaan ras, identitas politik, atau segregasi rasial. Contoh rasialisme misalnya bangsa Jerman yang merasa dirinya lebih unggul dari bangsa lain, semasa Jerman berada di bawah kepemimpinan Hitler. Contoh lain di Indonesia adalah konflik anti-tionghoa yang pernah terjadi sekitar tahun 1998an, dimana terjadi pengusiran besar-besaran dan bahkan pembantaian terhadap ras tionghoa.

4. Prasangka

Prasangka adalah persepsi yang keliru terhadap seseorang atau kelompok lain. Konsep prasangka mirip dengan streotipe, bahkan dikatakan bahwa prasangka merupakan kunsekuensi dari adanya streotipe. Menurutt Richard W. Brislin, prasangka merupakan sikap tidak adil, menyimpang, dan intoleran terhadap orang atau kelomopok lain. Prasangka pada umumnya bersifat negatif, adanya prasangka dapat  membuat seseorang memandang rendah dan bahkan memusuhi orang atau kelompok lain.

Hadirnya prasangka berpotensi menghambat komunikasi lintas budaya yang terjadi antara pemilik prasangka dengan orang atau kelompok target prasangka. Sebab belum apa-apa, seseorang telah memiliki pemikiran negatif terhadap lawan bicara. Hal ini akan membuat komunikasi lintas budaya yang dilakukan tidak efektif. Contoh prasangka misalnya prasangka terhadap ras, suku, atau agama tertentu.

Ada tiga tipe prasangka yang muncul:

  • Prasangka kognitif: berada pada ranah pemikiran, benar atau
  • Prasangka afektif: berada pada ranah perasaan, suka atau tidak suka.
  • Prasangka konatif: berada pada ranah perbuatan, misalnya deskrimninasi terhadap kelompok yang dianggap berlawanan.

Sebenarnya prasangka pasti selalu muncul dalam pemikiran/ perasaan setiap individu. Setiap orang pasti akan lebih suka berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki kesamaan tertentu dengan dirinya dibanding dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Namun perbedaan wujud prasangka tersebut akan menentukan seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi. Ketika hanya sebatas pada pemikiran, mungkin seseorang hanya akan menjauhi kelompok lain pada saat tertentu saja, namun ramah di saat yang lain. Tapi jika wujud prasangka tersebut hingga ranah prilaku ekstrem seperti diskriminasi, akan membatasi peluang dan akses terhadap kelompok lain akibatnya komunikasi akan sulit dilakukan.

5. Jarak Sosial

Jarak sosial berbicara tentang kedekatan antar kelompok secara fisik atau sosial. Jarak sosial berbeda dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, jarak sosial mengacu pada perbedaan tingkat peradaban antar kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, buka perbedaan kekayaan, kekuasaan, atau ilmu pengetahuan. Pelapisan sosial membagi individu dalam kelompok-kelompok secara hierarkis (vertical). Sedangkan jarak sosial membagi individu individu dalam suatu kelompok secara horizontal, berdasarkan peradaban.

Jarak peradaban ini muncul karena adanya perbedaan kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi. Misalnya jarak sosial antara peradaban modern di kota seperti Jakarta dimana segala hal sudah di digitalisasi secara online dengan peradaban di pedalaman papua yang masih mengandalkan cara manual. Kedua daerah tersebut bisa jadi terpisah jarak 100 tahun, meskipun berada di zaman yang sama.

Adanya jarak sosial ini dapat menghambat terjadinya komunikasi lintas budaya. Seperti misalnya ketika ditempat lain telah bisa melakukan komunikasi secara online yang  lebih cepat dan mudah, maka untuk komunikasi dengan orang di wilayah yang jarak sosialnya sangat jauh, seseorang harus datang dan berbicara tatap muka secara langsung yang tentunya akan memakan waktu lama juga biaya yang mahal.

6. Persepsi

Persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mencoba mengetahui dan memahami orang lain. Persepsi merupakan filter yang digunakan oleh seseorang ketika berhubungan dengan kebudayaan yang berbeda.  Persepsi negatif dapat berdampak buruk bagi kefektifan komunikasi lintas budaya.

7. Sikap

Sikap merupakan hasil evaluasi dari berbagai aspek terhadap sesuatu. Sikap menimbulkan rasa suka atau tidak suka. Sikap seseorang terhadap budaya lain, menentukan prilakunya terhadap budaya tersebut. Sikap negatif terhadap budaya lain akan menyebabkan komunikasi lintas budaya sulit berhasil.

8. Atribusi

Atribusi merupakan proses identifikasi penyebab prilaku orang lain yang dilakukan oleh seseorang untuk menetapkan posisi dirinya. Kebudayaan lain, akan diidentifikasi berdasarkan kebudayaannya sendiri. Apabila atribut yang dimiliki kebudayaan lain berbeda, maka kebudayaan lain dapat dipandang negatif.

9. Bahasa

Bahasa merupakan sebuah kombinasi dari system simbol dan aturan yang menghasilkan berbagai pesan dengan arti yang tak terbatas. Antara budaya yang satu dengan yang lainnya, bahasa menjadi pembeda yang sangat signifikan. Kata yang sama bisa memiliki arti yang berbeda, kesalahan penggunaan bahasa bisa jadi sangat fatal akibatnya.

10. Paralinguistik

Paralinguistik merupakan gaya pengucapan seseorang, meliputi tinggi rendahnya suara, tempo bicara, atau dialek. Budaya yang berbeda memiliki paralinguistic yang berbeda, misalnya orang solo yang berbicara pelan dan lambat berbeda dengan orang medan yang berbicara dengan lantang dan cepat.

11. Misinterpretation

Misinterpretation atau salah tafsir merupakan kesalahan penfsiran yang umumnya disebabkan oleh persepsi yang tidak akurat. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan persepsi mengenai intonasi suara, mimic wajah, dkk.

12. Motivasi

Motivasi disini berkaitan dengan tingkat motivasi lawan bicara dalam melakukan komunikasi lintas budaya. Motivasi yang rendah akan menjadi hambatan komunikasi lintas budaya.

13. Experiantial

Experiental atau pengalaman hidup tiap individu berbeda, dan hal tersebut akan mempengaruhi persepsi serta cara pandang seseorang terhadap sesuatu.

14. Emotional

Emotional disini berkaitan dengan emosi pelaku komunikasi. Jika emosi komunikan sedang buruk, komunikasi lintas budaya tidak akan dapat berjalan dengan efektif.

15. Competition

Competiton atau kompetisi terjadi ketika komunikan berkomunikasi sembari melakukan kegiatan lain, misalnya sedang menyetir, menelopon, atau lainnya. Hal ini menyebabkan komunikasi lintas budaya tidak akan berjalan secara maksimal.

 

 

 

 

 PRODUKSI SIARAN RADIO PERTEMUAN 4

Bagaimana Cara Merencanakan Program Radio

Perencanaan program adalah proses pembuatan rancang bagun isi, bentuk penyajian dan jenis acara yang akan disiarkan oleh radio.




 Kelemahan  Radio

1. Kurang detil
      Siaran radio hanya dihantarkan dengan suara. Padahal daya ingat manusia sangat terbatas. Karena itu pendengar tidak bisa menerima seluruh isi siaran yang terlalu panjang..

2. Tidak bisa disimpan (didokumentasikan)
      Siaran radio bersifat sekali dengar dan tidak tersimpan oleh pendengar. Sebenarnya penyimpanan tetap bisa dilakukan, tapi butuh banyak biaya, alat dan waktu khusus untuk melakukannya.

3. Selintas, Sulit diingat
      Karena sifatnya yang tidak bisa disimpan tersebut, radio hanya mengandalkan daya ingat pendengarnya. Bagaimanapun daya ingat manusia sangat terbatas, sehingga hanya sedikit hal yang
      bisa mereka ingat dari mendengarkan radio.

Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Merancang Program Siaran

    1. Visi dan Misi Radio
    2. Keinginan dan kebutuhan warga dengan melakukan :
•    Pengamatan / Observasi
•    Wawancara
•    Diskusi
•    Survey / Jajak Perndapat

Membuat Mata Acara

Setelah mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan warga, selanjutnya   adalah  merencanakan jenis mata acara dan memasukannya dalam jadwal acara. Dan radio harus bisa melayani kebutuhan informasi seluruh warga. Yang pertama harus dilakukan adalah.
•    Apa saja mata acaranya?
•    Siapa sasaran perndengarnya?
•    Apa tujuan mata acara itu?

Penentuan Nama Acara

Menentukan nama program menjadi sebuah mata acara siaran tidaklah        mudah.Banyak yang mengalami kebingungan  menamai program yang dirancangnya sendiri. Bagaimana menentukan nama acara agar menarik? Berikut beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan nama program siaran.
•    Singkat dan mudah diingat
•    Menarik dan Menimbulkan Gairah
•    Sesuai Jenis Program
•    Sesuai Kondisi Sosial dan Budaya

Kelengkapan Rancangan Program

      Dalam proses produksi, hendaknya dibuat deskripsi (uraian) acara, yaitu     rancangan program yang mengandung kelengkapan unsur, seperti, nama acara, kategori program, lingkup materi, tujuan program, target khalayak/sasaran khalayak, frekuensi penyiaran, durasi, jam penayangan, format penyajian, dan sifat produksi. Deskripsi acara berfungsi sebagai pedoman bagi semua kru yang akan memproduksi program dan siapa saja yang kelak akan mengasuhnya, tidak akan banyak mengalami kesulitan. 
Deskripsi Acara adalah uraian lengkap yang mengandung informasi   tentang nama acara, kategori program, durasi, waktu siar, lingkup materi, bentuk penyajian, sifat produksi, dan hal lain yang terkait dengan teknis pelaksanaan pembuatan program siaran.

Format Siaran
         Menurut Lembar Pengisian untuk pengajuan permohonan izin siaran     yang dikeluarkan KPI,  ada 6 kategori format siaran:
(1)    Umum
(2)    Berita
(3)     Musik
(4)     Dakwah
(5)     Olahraga
(6)     Lainnya
Format siaran adalah bentuk kepribadian sebuah stasiun penyiaran radio yang terwujud dalam isi, materi, jenis musik, bentuk penyajian dan gaya penyampaian para penyiarnya.

Katagori Acara

    Golongan Acara atau Kategori Program — keduanya berarti sama adalah pembagian program siaran berdasarkan jenis isinya. Dalam PP No. 51/2005, golongan acara radio komunitas terdiri dari :
(1)    Pendidikan dan kebudayaan,
(2)     Informasi
(3)     Hiburan dan kesenian
(4)     Iklan layanan masyarakat.

Menentukan Lamanya Jam  Siaran

Ada beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lamanya jam siaran:
•    Tingkat kebutuhan komunitas terhadap  informasi, pendidikan dan hiburan
•     Kemampuan peralatan yang dimiliki
•     Waktu yang disediakan oleh tim kerja
•     Sesuai kondisi sosial budaya komunitas

 PRODUKSI SIARAN TV PERTEMUAN 4 

RAGAM BERITA (KARYA PRODUKSI SIARAN TV)

BERITA (news) adalah laporan peristiwa, yakni tulisan (teks), foto, grafis, audio, atau video yang berisi informasi tentang sebuah peristiwa, meliputi apa yang terjadi (what), siapa yang terlibat (who), naha kunaon atau kenapa (why), kapan (when), di mana (where), dan bagaimana kejadiannya (how). Itulah pengertian berita "modern" yang "kontekstual" dengan segala jenis media saat ini --cetak, elektronik, dan online. Sebuah laporan peristiwa (berita) bisa disajikan dalam bentuk tulisan (teks). Ini jenis berita "konvensional" atau "tradisional". Berita juga bisa disajikan dalam bentuk foto, disebut "foto jurnalistik". Berita dalam bentuk audio (suara) yaitu berita radio, berupa suara, tanpa teks ataupun gambar. Hanya suara. Just sound! Berita juga ada yang berupa video alias "gambar hidup", seperti berita televisi. Bahkan tanpa "voicer" (suara reporter/presenter) pun audio berupa peristiwa itu bisa disebut berita.  

 

 

 

 

Jenis-Jenis Berita Yang di atas itu adalah jenis-jenis berita (type of news) dari segi format atau bentuknya secara umum yang tersaji di media massa. Ada lagi jenis berita dari segi isi (konten, topik), misalnya berita politik, berita ekonomi, berita sepakbola (olahraga), dan sebagainya. Jenis berita dari sisi "geografis" juga ada, seperti berita lokal (daerah sekitar atau setempat, misalnya kota/kabupaten), berita regional (wilayah lebih luas, mislanya provinsi), berita nasional, dan berita internasional. Hayo... dari segi apa lagi? Banyak deh pokoknya.... Yang akan saya share sebenarnya sesuai dengan judul posting ini: jenis-jenis berita jurnalistik atau jenis-jenis berita dalam perspektif jurnalistik, yaitu:   1. Straight News Berita langsung. Apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar (headline news) berisi berita jenis ini. Demikian pula berita radio, televisi, dan media online sebagian berupa besar berita jenis ini. 2. Hard News Sama dengan Straight News, yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca. Ada juga yang mengartikan Hard News dengan berita-berita "serius" menegangkan, misalnya berita teroris, kerusuhan, dan sejenisnya. 3. Soft News Berita ringan. Nilai beritanya (new values) di bawah Hard News, tidak sepenting Straight News. Bisa pula diartikan sebagai berita yang "tidak menegangkan", misalnya berita kelahiran anak maung (eh... anak harimau) di kebun binatang. 4. Depth News Berita mendalam. Tidak sekilas, lebih panjang dan "lebih lama" dari berita no. 1. Wartawan melakukan pendalaman dengan latar belakang, dampak, pandangan pakar, dan sebagainnya. 5. Investigation News Investigative News. Berita Investigasi. Berita yang disusun dan diolah berdasarkan penyelidikan. Wartawan meliput sebuah peristwa layaknya "intelijen". Butuh waktu, butuh keberanian juga, bahkan kadang-kadang harus menyamar layaknya intel. 6. Interpretative News Berita interpretasi. Berita yang disusun berdasarkan "penafsiran" atau pendapat narasumber tentang suatu peristiwa atau masalah. Ada satu peristiwa, lalu wartawan mengembangkannya dengan mewawancarai pengamat atau narasumber lain yang kompeten. 7. Opinion News Berita yang berisi pendapat ahli, pengamat, atau narasumber tentang suatu peristiwa atau masalah. Bisa juga berupa berita yang berisi pemikiran atau "isi pidato" seorang pejabat atau pengamat di sebuah acara, seminar misalnya. Wartawan mencatat poin penting, intisari, atau "isi omongan" yang sekiranya penting dan menarik untuk diketahui publik. Jenis Berita Lain Masih banyak jenis berita lain, jika kita mau mengembangkannya. Misalnya, berita yang berisi fakta palsu atau cerita bohong, maka disebut Berita Bohong, Berita Palsu, atau berita yang menipu (karena berisi dusta). Kita mengenalnya sebagai HOAX. Dalam literatur jurnalistik, ada istilah yang mirip bahkan semakna dengan hoax, yaitu LIBEL dan SLANDER yang "dipinjam" dari istilah hukum (law). Libel = berita bohong yang berisi penghinaan, hujahan, penistaan, atau pencemaran nama baik secara tertulis. Slander = secara lisan.

RAGAM BERITA 


 

 PERIKLANAN & PUBLIKASI PERTEMUAN 4 

Terdengar sama tapi tidak sama. Yap! Contohnya publikasi dan publisitas. Banyak orang yang mengira istilah ini sama. Tapi tidak dalam dunia Public Relations. Dalam post kali ini saya akan mengupas perbedaan publikasi dan publisitas. Happy reading

Pada dasarnya tugas pokok public relations adalah menciptakan citra positif perusahaan di mata publiknya. Citra positif dapat terbentuk bila publik mempunyai persepsi yang positif terhadap perusahaan. Persepsi ini harus lengkap dan tidak sepotong – sepotong. Agar hal itu dapat dicapai, maka publik harus dalam kondisi kecukupan informasi (well-informed) tentang perusahaan. Artinya, tidak ada kesenjangan informasi antara perusahaan dengan publiknya dan sebaliknya. Karena itu, public relations dituntut menjaga arus informasi agar berjalan dua arah timbal balik.

Informasi adalah segala hal yang dapat mengurangi ketidakpastian atau keragu – raguan akan situasi tertentu. Bila tidak mendapatkan informasi yang cukup gambaran tentang perusahaan akan sepotong – potong. Kegiatan menyampaikan atau menyebarkan informasi ini disebut kegiatan publikasi. Publikasi berasal dari kata “Publicare” yang artinya “untuk umum”. Jadi publikasi adalah kegiatan mengenalkan perusahaan sehingga umum (publik dan masyarakat) dapat mengenalnya.

Selama ini terdapat tanggapan bahwa publikasi dan publisitas kegiatan yang sama, yaitu kegiatan mengenalkan perusahaan kepada pihak luar. Pendapat ini memang bisa diterima. Namun dalam konteks kegiatan public relations, publisitas dan publikasi berbeda. Perbedaan ini terletak pada media yang digunakan. Publisitas adalah publikasi yang menggunakan media massa sebagai sarana penyebarluasan informasi. Publisitas adalah publikasi perusahaan yang dimuat media massa. Dengan demikian, pengertian publikasi lebih luas dan publisitas adalah bagian dari aktivitas publikasi.

Berarti dari kacamata media massa, publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Media tidak menarik harga untuk menempatkan informasi ini dalam halaman surat kabar atau dalam slot waktu radio dan televisi. Karena itu dimuat atau tidak adalah sepenuhnya hak media massa. Sumber penyampai informasi (misalnya PR perusahaan) tidak dapat mengontrol atau menentukan agar dimuat.

Contoh publisitas antara lain berita di media massa tentang peningkatan kinerja sebuah perusahaan, launching produk baru, berita feature tentang temuan ilmiah terbaru dari sebuah universitas, liputan kegiatan para artis di acara infotainment, tabloid hiburan yang memuat daftar group band yang akan konser, resensi film atau buku, dan sebagainya. Publisitas merupakan dampak diketahuinya informasi oleh publik. Berita – berita di atas mengandung publisitas bagi yang diberitakannya.

 TEKNIK REPORTASE PERTEMUAN 4 

3 Teknik Reportase

Teknik reportase ada tiga macam:
  • Observasi
  • Riset Data
  • Wawancara.


Observasi yaitu pengamatan di tempat peristiwa di lapangan atau TKP. Dengan “terjun langsung” atau hadir di lapangan, wartawan akan merasakan langsung peristiwa yang terjadi sehingga ia bisa menyampaikan informasi yang valid kepada para pembaca.


Riset Data disebut juga Studi Literatur, Studi Pustaka, atau Riset Dokumentasi, yaitu mengumpulan data, fakta, atau bahan berita melalui arsip, buku, dan sumber dokumen lainnya, termasuk internet (riset online).

Wawancara disebut juga “wawancara jurnalistik” untuk membedakan dengan wawancara lain, seperti wawancara kerja atau “wawancara” (interogasi) polisi. Wawancara dapat didefinisikan sebagai proses penggalian atau pengumpulan informasi, fakta, atau data tentang sebuah peristiwa atau masalah.

Nyaris tidak ada liputan peristiwa tanpa wawancara. Wartawan pastinya harus bertanya (wawancara) kepada narasumber. Dalam hal ini, misalnya saksi, panitia, korban, pembicara, polisi, terdakwa, dan sebagainya.

Sistem Reportase

Dalam reportase dikenal pula istilah Follow Up System  dan Beat System:

Follow Up System yaitu mencari informasi berdasarkan isu atau masalah yang sudah menjadi berita di media. Wartawan mengembangkan berita itu atau mencari informasi terbaru (perkembangan baru) sebagai bahan berita baru –melengkapi, mempertajam, atau menekankan hal-hal khusus dari berita tersebut.

Beat System yaitu wartawan ”ngepos” atau ”mangkal” pada lembaga atau tempat-tempat tertentu yang dipandang sebagai ”sumber informasi”.  Wartawan mendatangi secara teratur instansi pemerintah atau swasta, atau tempat-tempat lain yang dimungkinkan munculnya hal-hal yang dapat menjadi berita.
 

 

Kamis, 10 September 2020

 TEKNIK REPORTASE PERTEMUAN 3-4 

Note

Pada pertemuan 5 akan diadakan pengerjaan TUGAS 1, yang pengumpulan tugasnya dapat dilakukan di prodi atau melalui email ibu di rosanwar073@gmail.com


REPORTASE

Reportase adalah kegiatan meliput, mengumpulkan fakta-fakta tentang berbagai unsur berita, dari berbagai sumber/ narasumber dan kemudian menuliskannya dalam bentuk berita (produk) jadi.

Reportase adalah kegiatan jurnalistik dalam meliput langsung peristiwa atau kejadian di lapangan. Wartawan mendatangi langsung tempat kejadian atau TKP (Tempat Kejadian Perkara) lalu mengumpilkan fakta dan data seputar peristiwa tersebut.

Dalam meliput peristiwa, penting diperhatikan:

1. Kode Etik Jurnalistik atau Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)

2. Fairness Doctrine (Doktrin kejujuran) yang mengajarkan, mendapatkan berita yang benar lebih penting daripada menjadi wartwan pertama yang menyiarkan atau menuliskannya.

3. Cover both side / news balance, yakni perlakuan adil terhadap semua pihak yang menjadi objek berita, dengan meliput semua atau kedua belah pihak yang terlibat dalam sebuah peristiwa.

4. Cek dan ricek, yakni meneliti kebenaran sebuah fakta atau data beberapa kali sebelum menuliskannya.





Tahapan-tahapan reportase

1. Reportase dasar adalah peliputan berita tahap dasar atau awal. Berita yang dihasilkan dari reportase dasar ini adalah straight news atau berita lugas. ciri berita jenis ini adalah singkat/pendek (2-6 alinea), padat, langsung kepada inti masalahnya, unsure 5W+1H.

2. Reportase madya adalah reportase yang lebih luas daripada sekadar berita lugas. reportase media menghasilkan berita-kisah (news feature).

3. Reportase lanjutan/mendalam, reportase lanjutan menghasilkan berita analisis (news analysis). Contohnya depth reporting/investigative reporting.

Teknik reportase atau teknik peliputan berita merupakan hal mendasar yang perlu dikuasai para jurnalis. Namun, membahas teknik reportase, berarti juga membahas bagaimana cara media bekerja, sebelum mereka memutuskan untuk meliput suatu acara, kegiatan atau peristiwa.

Setiap media memiliki apa yang disebut kriteria kelayakan berita. Selain itu, mereka juga memiliki apa yang disebut kebijakan redaksional (editorial policy). Kriteria kelayakan berita itu bersifat umum (universal), dan tak jauh berbeda antara satu media dengan media yang lain. Sedangkan kebijakan redaksional setiap media bisa berbeda, tergantung visi dan misi atau ideologi yang dianutnya.

Perbedaan visi, misi dan ideologi ini akan berpengaruh pada sudut pandang atau angle peliputan. Dua media yang berbeda bisa mengambil sudut pandang yang berbeda terhadap suatu peristiwa yang sama. Bandingkan, misalnya, cara pandang redaktur harian Kompas dan Republika terhadap RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi, yang telah memancing kontroversi sengit di sejumlah kalangan belum lama ini.

Terakhir, tentu saja segmen khalayak yang dilayani tiap media juga berbeda-beda. Keinginan media untuk memuaskan kebutuhan segmen khalayak tersebut secara tak langsung juga berarti melakukan seleksi terhadap apa yang layak dan tidak layak diliput. Trans TV, misalnya, memilih khalayak dari kalangan sosial-ekonomi menengah ke atas. Majalah Feminamembidik pasar kaum perempuan berusia menengah ke atas, yang tinggal atau bekerja di perkotaan. Sedangkan Radio Hardrock FM mengejar pasar kaum muda di Jakarta.

Kelayakan Berita

Berikut ini adalah sejumlah kriteria kelayakan berita, yang bersifat umum untuk semua media:

Penting. Suatu peristiwa diliput jika dianggap punya arti penting bagi mayoritas khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa. Tentu saja, media tidak akan rela memberikan spaceatau durasinya untuk materi liputan yang remeh. Kenaikan harga bahan bakar minyak, pemberlakuan undang-undang perpajakan yang baru, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dan sebagainya, jelas penting karena punya dampak langsung pada kehidupan khalayak.

Aktual. Suatu peristiwa dianggap layak diliput jika baru terjadi. Maka, ada ungkapan tentang berita "hangat," artinya belum lama terjadi dan masih jadi bahan pembicaraan di masyarakat. Kalau peristiwa itu sudah lama terjadi, tentu tak bisa disebut berita "hangat," tetapi lebih pas disebut berita "basi." Namun, pengertian "baru terjadi" di sini bisa berbeda, tergantung jenis medianya. Untuk majalah mingguan, peristiwa yang terjadi minggu lalu masih bisa dikemas dan dimuat. Untuk suratkabar harian, istilah "baru" berarti peristiwa kemarin. Untuk media radio dan televisi, berkat kemajuan teknologi telekomunikasi, makna "baru" adalah beberapa jam sebelumnya atau "seketika" (real time). Contohnya, siaran langsung pertandingan sepakbola Piala Dunia.

Unik. Suatu peristiwa diliput karena punya unsur keunikan, kekhasan, atau tidak biasa. Orang digigit anjing, itu biasa. Tetapi, orang mengigit anjing, itu unik dan luar biasa. Contoh lain: Seorang mahasiswa yang berangkat kuliah setiap hari, itu kejadian rutin dan biasa. Tetapi, jika seorang mahasiswa menembak dosennya, karena bertahun-tahun tidak pernah diluluskan, itu unik dan luar biasa. Di sekitar kita, selalu ada peristiwa yang unik dan tidak biasa.

Asas Kedekatan (proximity). Suatu peristiwa yang terjadi dekat dengan kita (khalayak media), lebih layak diliput ketimbang peristiwa yang terjadi jauh dari kita. Kebakaran yang menimpa sebuah pasar swalayan di Jakarta tentu lebih perlu diberitakan ketimbang peristiwa yang sama tetapi terjadi di Ghana, Afrika. Perlu dijelaskan di sini bahwa "kedekatan" itu tidak harus berarti kedekatan fisik atau kedekatan geografis. Ada juga kedekatan yang bersifat emosional. Agresi Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza, misalnya, secara geografis jauh dari kita, tetapi secara emosional tampaknya cukup dekat bagi khalayak media di Indonesia.

Asas Keterkenalan (prominence). Nama terkenal bisa menjadikan berita. Sejumlah media pada Juni-Juli 2006 ini ramai memberitakan kasus perceraian artis Tamara Bleszynski dan suaminya Teuku Rafli Pasha, serta perebutan hak asuh atas anak antara keduanya. Padahal di Indonesia ada ratusan atau bahkan ribuan pasangan lain, yang bercerai dan terlibat sengketa rumah tangga. Namun, mengapa mereka tidak diliput? Ya, karena sebagai bintang sinetron dan bintang iklan sabun Lux, Tamara adalah figur selebritas terkenal.

Magnitude. Mendengar istilah magnitude, mungkin mengingatkan Anda pada gempa bumi. Benar. Magnitude ini berarti "kekuatan" dari suatu peristiwa. Gempa berkekuatan 6,9 skala Richter pasti jauh lebih besar dampak kerusakannya, dibandingkan gempa berkekuatan 3,1 skala Richter. Dalam konteks peristiwa untuk diliput, sebuah aksi demonstrasi yang dilakukan 10.000 buruh, tentu lebih besarmagnitude-nya ketimbang demonstrasi yang cuma diikuti 100 buruh. Kecelakaan kereta api yang menewaskan 200 orang pasti lebih besar magnitude-nya daripada serempetan antara becak dan angkot, yang hanya membuat penumpang becak menderita lecet-lecet. Semakin besar magnitude-nya, semakin layak peristiwa itu diliput.

Human Interest. Suatu peristiwa yang menyangkut manusia, selalu menarik diliput. Mungkin sudah menjadi bawaan kita untuk selalu ingin tahu tentang orang lain. Apalagi yang melibatkan drama, seperti: penderitaan, kesedihan, kebahagiaan, harapan, perjuangan, dan lain-lain. Topik-topik kemanusiaan semacam ini biasanya disajikan dalam bentuk feature.

Unsur konflik. Konflik, seperti juga berbagai hal lain yang menyangkut hubungan antar-manusia, juga menarik untuk diliput. Ketika ppahlawan sepakbola Perancis, Zinedine Zidane, "menanduk" pemain Italia, Marco Materrazzi, dalam pertandingan final Piala Dunia, Juli 2006 lalu, ini menarik diliput. Mengapa? Ya, karena sangat menonjol unsur konflik dan kontroversinya. Bahkan, kontroversi kasus Zidane ini lebih menarik daripada pertandingan antara kesebelasan Perancis dan Italia itu sendiri.

Trend. Sesuatu yang sedang menjadi trend atau menggejala di kalangan masyarakat, patut mendapat perhatian untuk diliput media. Pengertian trend adalah sesuatu yang diikuti oleh orang banyak, bukan satu-dua orang saja. Misalnya, suatu gaya mode tertentu yang unik, perilaku kekerasan antar warga masyarakat yang sering terjadi, tawuran antarpelajar, dan sebagainya.

 

WAWANCARA

Wawancara merupakan bentuk reportase  dengan cara mengumpulkan data berupa pendapat, pandangan, dan pengamatan seseorang tentang suatu peristiwa.

Dalam melakukan reportase, reporter harus pintar memilah-milah narasumber yang nantinya akan melengkapi bahan penulisan berita. Narasumber dapat dipilah menjadi narasumber primer dan narasumber sekunder. Narasumber primer merupakan narasumber yang memegang peran penting dalam sebuah peristiwa. Narasumber Sekunder berfungsi untuk melengkapi dan mendukung penulisan berita.

Ketika melakukan wawancara, ada tiga hal yang tidak boleh dilupakan oleh reporter:

a. Identitas dan atribut narasumber

b. Pendapat narasumber terhadap peristiwa

c. Kesan narasumber terhadap peristiwa

Beberapa persiapan yang dilakukan reporter agar wawancara berjalan lancar dan efektif, antara lain:

a. Menguasai tema yang akan ditanyakan kepada narasumber. Jika pengetahuan reporter tentang tema sedikit, maka akan timbul banyak kesulitan saat melakukan wawancara.

b. Siapkan TOR (Term of Reference). Ini penting agar tidak ada permasalahan yang luput ditanyakan kepada narasumber.

c. Membawa alat perekam. Selain berfungsi untuk memudahkan reporter menulis hasil wawancara, alat perekam juga dapat berfungsi sebagai bukti jika sewaktu-waktu narasumber mengelak dan protes terhadap berita yang ditulis.

d. Menghargai narasumber dan membuat janji. Membuat janji dengan narasumber itu penting. Karena ada beberapa narasumber yang enggan melakukan wawancara langsung tanpa membuat janji. Ingat, menjaga hubungan baik dengan narasumber itu sangat penting untuk kemudian hari. Banyak narasumber yang kecewa dan enggan bertemu repoter tertentu.

Wawancara sangat penting dalam dunia jurnalistik. Wawancara merupakan proses pencarian data berupa pendapat/pandangan/pengamatan seseorang yang akan digunakan sebagai salah satu bahan penulisan karya jurnalistik.

 

Wawancara vs reportase

Apakah wawancara sama dengan reportase? Jawabnya adalah tidak.

Reportase memiliki ruang lingkup yang jauh lebih luas dari wawancara, sedangkan wawancara adalah salah satu teknik reportase.

 

Jenis Wawancara

1.
Man in the street interview. Untuk mengetahui pendapat umum masyarakat terhadap isu/persoalan yang akan diangkat jadi bahan berita.
2.
Casual interview. Wawancara mendadak. Jenis wawancara yang dilakukan tanpa persiapan/perencanaan sebelumnya.
3.
Personality interview. Wawancara terhadap figure-figur public terkenal. Atau orang yang memiliki kebiasaan/prestasi/sifat unik, yang menarik untuk diangkat sebagai bahan berita.
4.
News interview. Wawancara untuk memperoleh informasi dari sumber yang mempunyai kredibilitas atau reputasi di bidangnya.

 

 

Wawancara yang Baik

Agar tugas wawancara kita dapat berhasil, maka hendaknya diperhatikan hal-hal - antara lain - sebagai berikut:

1.
Lakukanlah persiapan sebelum melakukan wawancara. Persiapan tersebut menyangkut outline wawancara, penguasaan materi wawancara, pengenalan mengenai sifat/karakter/kebiasaan orang yang hendak kita wawancarai, dan sebagainya.
2.
Taatilah peraturan dan norma-norma yang berlaku di tempat pelaksanaan wawancara tersebut. Sopan santun, jenis pakaian yang dikenakan, pengenalan terhadap norma/etika setempat, adalah hal-hal yang juga perlu diperhatikan agar kita dapat beradaptasi dengan lingkungan tempat pelaksanaan wawancara.
3.
Jangan mendebat nara sumber. Tugas seorang pewawancara adalah mencari informasi sebanyak-banyaknya dari nara sumber, bukan berdiskusi. Jika Anda tidak setuju dengan pendapatnya, biarkan saja. Jangan didebat. Kalaupun harus didebat, sampaikan dengan nada bertanya, alias jangan terkesan membantah.

Contoh yang baik: "Tetapi apakah hal seperti itu tidak berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak?"

Contoh yang lebih baik lagi: "Tetapi menurut Tuan X, hal seperti itu kan berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri. Bagaimana pendapat Bapak?"

Contoh yang tidak baik: "Tetapi hal itu kan dapat berbahaya bagi pertumbuhan iklim demokrasi itu sendiri, Pak."

4.
Hindarilah menanyakan sesuatu yang bersifat umum, dan biasakanlah menanyakan hal-hal yang khusus. Hal ini akan sangat membantu untuk memfokuskan jawaban nara sumber.
5.
Ungkapkanlah pertanyaan dengan kalimat yang sesingkat mungkin dan to the point. Selain untuk menghemat waktu, hal ini juga bertujuan agar nara sumber tidak kebingungan mencerna ucapan si pewawancara.
6.
Hindari pengajuan dua pertanyaan dalam satu kali bertanya. Hal ini dapat merugikan kita sendiri, karena nara sumber biasanya cenderung untuk menjawab hanya pertanyaan terakhir yang didengarnya.
7.
Pewawancara hendaknya pintar menyesuaikan diri terhadap berbagai karakter nara sumber. Untuk nara sumber yang pendiam, pewawancara hendaknya dapat melontarkan ungkapan-ungkapan pemancing yang membuat si nara sumber "buka mulut". Sedangkan untuk nara sumber yang doyan ngomong, pewawancara hendaknya bisa mengarahkan pembicaraan agar nara sumber hanya bicara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan materi wawancara.
8.
Pewawancara juga hendaknya bisa menjalin hubungan personal dengan nara sumber, dengan cara memanfaatkan waktu luang yang tersedia sebelum dan sesudah wawancara. Kedua belah pihak dapat ngobrol mengenai hal-hal yang bersifat pribadi, atau hal- hal lain yang berguna untuk mengakrabkan diri. Ini akan sangat membantu proses wawancara itu sendiri, dan juga untuk hubungan baik dengan nara sumber di waktu-waktu yang akan datang.
9.
Jika kita mewawancarai seorang tokoh yang memiliki lawan ataupun musuh tertentu, bersikaplah seolah-olah kita memihaknya, walaupun sebenarnya tidak demikian. Seperti kata pepatah, "Jangan bicara tentang kucing di depan seorang pecinta anjing".
10.
Bagi seorang reporter pers yang belum ternama, seperti pers kampus dan sebagainya, kendala terbesar dalam proses wawancara biasanya bukan wawancaranya itu sendiri, melainkan proses untuk menemui nara sumber. Agar kita dapat menemui nara sumber tertentu dengan sukses, diperlukan perjuangan dan kiat-kiat yang kreatif dan tanpa menyerah. Salah satu caranya adalah rajin bertanya kepada orang-orang yang dekat dengan nara sumber. Koreklah informasi sebanyak mungkin mengenai nara sumber tersebut, misalnya nomor teleponnya, alamat villanya, jam berapa saja dia ada di rumah dan di kantor, di mana dia bermain golf, dan sebagainya.

 

 

 

Media Cetak VS Media Elektronik

Bagaimana cara memperoleh/mengumpulkan berita? Caranya adalah melalui reportase, yang bertujuan untuk mengumpulkan sebanyak mungkin data yang berhubungan dengan karya jurnalistik yang akan dibuat. Pihak yang menjadi objek reportase disebut nara sumber. Nara sumber ini bisa berupa manusia, makhluk hidup selain manusia, alam, ataupun benda-benda mati. Jika nara sumbernya berupa manusia, maka reportase tersebut bernama wawancara.

Dengan demikian, ada sedikit perbedaan antara reportase dengan wawancara. Wawancara merupakan bagian dari reportase, dan reportase tidak hanya dapat dilakukan terhadap manusia.

Namun perlu diingat bahwa wawancara untuk media cetak berbeda dengan wawancara untuk media elektronik. Wawancara untuk media elektronik biasanya dikemas semenarik mungkin. Sebelum wawancara berlangsung, seringkali dilakukan briefing antara pewawancara dan nara sumber, yang bertujuan untuk menjaga kelancaran wawancara. Hal ini dilakukan karena wawancara untuk media elektronik merupa kan "produk" tersendiri yang "dijual" kepada pemirsa/pendengar.

Sedangkan dalam media cetak, yang terpenting bagi pembaca adalah tulisan yang dibuat berdasarkan hasil reportase, sehingga proses wawancara tidaklah penting bagi mereka. Karena itu, wawancara untuk media cetak dapat berlangsung tanpa kemasan yang menarik ataupun briefing antara wartawan dengan nara sumber. Satu-satunya persiapan yang perlu dilakukan adalah persiapan wartawan itu sendiri, yang mencakup bahan wawancara dan pengetahuan umum mengenai materi wawancara. Sedangkan proses wawancaranya dapat berlangsung dalam berbagai situasi dan tempat. Bisa di kantor, di restoran sambil makan siang, lewat telepon, sambil berjalan menuju halaman parkir, sambil ngobrol, dan sebagainya.

 PERIKLANAN DAN PUBLIKASI PERTEMUAN 2-3 

Silahkan mempelajari materi ini dan pada pertemuan berikut akan ada TUGAS 1 yang akan dikumpulkan ke email ibu rosanwar073@gmail.com 

atau kumpul langsung di jurusan. Trims

Jenis Jenis Iklan

Berikut beberapa jenis iklan dan contohnya:

1. Berdasar isi

Opsi periklanan yang paling cocok untuk Anda akan tergantung pada kebutuhan Anda dan apa cara yang paling efektif untuk menjangkau sebanyak mungkin konsumen/target. Adapun jenis iklan berdasarkan isinya yakni:

Iklan pemberitahuan/pengumuman

Contoh jenis-jenis iklan pemberitahuan/pengumuman adalah:

  • Iklan seminar
  • Iklan berita duka cita
  • Iklan lelang
  • Iklan reuni akbar
  • Iklan lowongan pekerjaan

Iklan layanan masyarakat

Contoh jenis-jenis iklan layanan masyarakat adalah:

  • Iklan bahaya merokok
  • Iklan menghemat energi listrik
  • Iklan penyalahgunaan narkoba

Iklan penawaran/niaga

  • Iklan produk (Iklan pakaian, iklan handphone, iklan tas, iklan sepatu, dll.)
  • Iklan jasa (Iklan jasa kurir, iklan jasa penjahit, iklan jasa pijat, dll.)


2. Berdasar internet

Iklan yang berdasar/bersumber dari internet masuk dalam kategori jenis jenis iklan online. Berada di internet dapat menjadi cara yang hemat biaya untuk menarik pelanggan baru. Anda dapat menjangkau khalayak global dengan biaya rendah. Banyak pelanggan meneliti bisnis online sebelum memutuskan dari siapa membeli. Situs web yang dirancang dengan baik dapat menarik pelanggan untuk membeli produk Anda. Ada sejumlah cara untuk dapat mempromosikan bisnis Anda secara online melalui iklan berbayar atau untuk meningkatkan peringkat search engine Anda.

Cara lain untuk mengiklankan bisnis Anda secara online adalah mempromosikan produk atau layanan Anda di situs media sosial, blog dan search engine/mesin pencari dan situs web lain yang dikunjungi konsumen Anda.

 

Berikut jenis iklan berdasarkan tujuannya:

Iklan komersial

Hal ini juga disebut sebagai iklan bisnis. Seperti namanya iklan tersebut semata-mata dimaksudkan untuk mempengaruhi peningkatan penjualan. Contoh iklan komersial adalah:

  • Iklan industri — ini hanya digunakan untuk menjual produk industri.
  • Iklan perdagangan — iklan yang berkaitan dengan perdagangan.
  • Iklan profesional — dilakukan oleh orang-orang profesional seperti dokter, akuntan, dll.
  • Iklan pertanian – digunakan untuk menjual produk pertanian seperti pupuk, insektisida, alat pertanian, dll

Iklan non-komersial

Ini biasanya diterbitkan oleh lembaga amal dan lebih disukai untuk meminta bantuan umum dan keuangan (misal pengumpulan sumbangan atau penjualan tiket).

  • Iklan perusahaan

Ini mengidentifikasi kekuatan klien dan menyoroti mereka dengan cara yang benar. Dengan memilih media yang tepat, itu membuat identitas perusahaan klien menjadi bersinar. Segala sesuatu yang dilakukan oleh agen iklan untuk klien mulai dari strategi hingga konsep kreatif dan sampai ke perencanaan media, memenuhi kebutuhan mendasar klien untuk dikenali oleh audiens targetnya sesuai pilihan perusahaan.

Periklanan telah berkembang menjadi bentuk komunikasi yang sangat kompleks dengan ribuan cara berbeda bagi bisnis untuk menyampaikan pesan kepada konsumen. Pengiklan saat ini memiliki beragam pilihan dan jenis jenis iklan yang tersedia untuk mereka.

Email Marketing

 

 

  • PERAN IKLAN DALAM PEMASARAN

Iklan merupakan bagian dari bauran promosi (promotion mix) sedangkan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix) dimana marketing mix meliputi:

  • Product (Barang/ Jasa)
  • Price (Harga)
  • Place (Distribusi)
  • Promotion (Usaha peningkatan penjualan)

Dalam bauran promosi sendiri dikenal ada lima unsur komunikasi yang utama:

  • Advertising (Periklanan): Semua bentuk penyajian pesan-pesan penjualan yang bersifat nonpersonal, berupa penjualan tentang barang atau jasa yang dibayar oleh suatu perusahaan.
  • Sales promotion (Promosi Penjualan): Berbagai bentuk insentif jangka pendek yang diberikan produsen untuk mendorong keinginan konsumen agar tertarik dan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa yang ditawarkan.
  • Publicity/ Public Relations (Publisitas atau Hubungan Masyarakat): Berbagai macam program yang dibuat untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra dan image perusahaan atau merek sebuah produk.
  • Personal selling (Promosi pribadi): Interaksi langsung dengan satu atau beberapa calon pembeli dengan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan dari pembeli.
  • Direct marketing (Pemasaran Langsung): Interaksi langsung dengan konsumen melalui penggunaan surat, telepon, fax, e-mail, dan alat komunikasi nonpersonal lainnya untuk melakukan komunikasi secara langsung agar mendapat tanggapan dari calon konsumen.
  • Peran Periklanan

Periklanan merupakan bagian untuk memenuhi fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka periklanan tentu saja tidak sekedar memberikan informasi kepada khalayak tapi juga ditujukan untuk mempengaruhi perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen yang berkaitan dengan suatu produk atau merek. Citra produk yang terbaik biasanya tercipta melalui kegiatan-kegiatan periklanan. Segmen pasar yang dipilih sangat menentukan corak periklanan yang akan diluncurkan atau media yang harus

 PRODUKSI SIARAN TV PERTEMUAN 3-4 

Note :

Pada pertemuan 5, akan adiadakan TUGAS 1 yang akan dikumpulakan ke email ibu di rosanwar073@gmail.com

Tugas dan Job Description Crew Produksi Film


Executive Produser
Orang yang bertugas mengelola tiap aspek film yang menjadi pimpinan tertinggi dari proses produksi film serta bertugas mencari dana dan sponsor.

Produser
Orang yang memimpin tim produksi agar sesuai dengan tujuan utama pembuatan film, baik dari segi biaya, marketing, SDM maupun segi teknis.

Associate Produser
Orang yang bertugas membantu produser dalam setiap aspek produksi, seperti scheduling dan proses pasca produksi. 

Director (Sutradara)
Orang yang memimpin jalannya proses produksi. Sutradara bertugas mengontrol tindakan dan dialog di depan kamera dan bertanggung jawab untuk merealisasikan apa yang dimaksud oleh naskah dan produser serta memimpin crew dan mengarahkan para pemain di lapangan.

Assistant Director (Astrada)
Orang yang bertugas dalam hal administrasi dan melaksanakan instruksi sutradara.

Production Manager
Orang yang bertanggungjawab membuat dan mengatur jadwal produksi dan detail lainnya.

Production Accountant
Orang yang bertanggung jawab mencatat biaya finansial dan transaksi keuangan dalam proses produksi film.

Production Assistant (Unit Produksi)
Orang yang bertanggungjawab atas hal di lapangan selama proses produksi serta membantu tugas produser.

Marketing Manger (Humas)
Orang yang bertanggungjawab kepada produser dan perusahaan produksi untuk mempublikasikan dan memasarkan film berbagai media.

Casting Director
Orang yang menemukan talent dan aktor menemukan talent melalui audisi, dan melakukan negosiasi untuk jasa aktor dan klien. 



Dialogue Director
Orang yang bertanggungjawab membantu para aktor/aktris dalam mempelajari skrip dan kalimat mereka selama pembuatan film.

Script Writer (Penulis Scenario)
Orang yang bertugas menulis naskah skenario dari garis besar cerita yang diberikan.

Script Supervisor (Pencatat Adegan & Kleper)
Orang yang bertanggungjawab untuk mencatat seluruh adegan dan pengambilan gambar yang diproduksi. termasuk semua informasi yang diperlukan.

PU (Pembantu Umum)
Orang yang bertugas mempersiapkan kebutuhan kru lainnya.

Editor
Orang yang bertugas untuk memotong dan mengedit gambar video dan audio untuk dijadikan film.

Assistant Editor
Orang yang menangani semua rincian breakdown script di ruang editing sehingga editor bebas untuk membuat keputusan kreatif.

Production Designer
Orang yang bertugas menentukan setting dan lokasi film beserta set dan desainnya.

Art Director
Orang yang bertugas sebagai pengarah artistik dari sebuah produksi. 

Set Designer
Orang yang bertanggung jawab atas pelaksanaan gambar rinci dari set dan konstruksi bagian-bagian dalam setting yang akan dibangun. 

Property
Orang yang bertugas untuk memastikan bahwa properti ada ditempat yang seharusnya pada saat dibutuhkan untuk suatu produksi . 

Costume Designer (Wardrobe)
Orang yang bertanggungjawab atas pemilihan kostum yang akan dipergunakan untuk kebutuhan produksi. 

Make-Up Artist
Orang yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting. 

Composer (Music Scoring)
Orang yang bertugas menata dan mengaransemen musik scoring dalam sebuah film.

Director of Photography (DOP)
Orang yang melaksanakan aspek teknis dari pencahayaan dan fotografi adegan. 

Cameraman
Orang yang bertanggungjawab untuk mengoperasikan semua peralatan kamera yang dibutuhkan untuk komposisi, fokus, gerakan kamera, dan apa yang ada dalam domain fotografi.

Gaffer
Orang yang bertugas pada bagian kelistrikan dengan penyedian listrik untuk keperluan produksi film.

Lightingman
Orang yang bertugas dalam bagian kebutuhan lampu dan lightning.

Sound Mixer
Orang yang bertanggungjawab untuk merekam suara selama produksi. 

Boom Operator
Orang yang bertugas mengoperasikan mikrofon boom.

Driver
Orang yang bertanggungjawab terhadap semua kendaraan yang digunakan oleh kru dan pemain selama syuting berlangsung. 


Itulah informasi singkat mengenai daftar tugas job description crew produksi film. Tiap-tiap kru produksi film memiliki tugas dan kewajiban masing-masing sehingga dapat membuat film yang utuh dan berkualitas. Semoga bisa bermanfaat.
 
Produksi televisi   adalah   suatu   proses   kreatif  yang    melibatkan    penggunaan peralatan-peralatan    yang  rumit  dan  koordinasi  sekelompok  individu  yang  mempunyai kepekaan estetis dan kemampuan teknis untuk mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kepada    penonton. Di    bagian   manapun     kita berperan, harus   di sadari   bahwa    proses produksi televisi adalah  suatu team  work.  Bahkan dengan  hanya  sebuah  camera praktis sekalipun , kita masih membutuhkan bantuan orang lain untuk memegang microphone, lampu,  reflektor,  atau  alat  yang  lain.  Supaya  kita  memperoleh  hasil  yang  maksimal.

Lebih banyak peralatan yang kita gunakan , lebih banyak orang yang ambil bagian. Jadi tugas utama dalam produksi televisi adalah bekerja dengan orang lain , baik yang berada di  depan  camera  (  aktor  ,aktris ,presenter  )  ataupun  yang  berada  di  belakang  (  crew produksi, teknisi, sutradara, dan yang sebagainya. )
 
Peralatan produksi televisi yang utama adalah camera. semua jenis camera video pada prinsipnya bekerja dengan cara yang sama yaitu mengubah gambar optik yang di hasilkan oleh lensa mennjadi sinyal elektronic yang di namakan sinyal video. Sinyal ini akhirnya di ubah  kembali oleh pesawat televisi menjadi gambar yang bisa di lihat oleh pemirsa.

Lensa adalah bagian dari yang terpenting dari camera lensa memiliki bagian pandangan tertentu dan menghasilkan gambar optik yang di teruskan ke permukaan tabung atau CCD (Charge Choupled Device). Ada bermacam jenis lensa - lensa wide angle lensa standart  lensa tele  akan tetapi  yang biasa di pergunakan pada camera video adalah  lensa zoom.

Alat penyangga camera sangat penting untuk kestabilan gambar. Dengan menggunakan treepode dan dolly atau pedestall. Kita bisa menggerakkan camera di lantai studio secara luwes ,membalik kearah lain, menaikkan camera atau menurunkannya, mengikuti obyek yang bergerak dengan stabil dan enak.

Seperti  mata  manusia,  camera  tidak  dapat  melihat tanpa sinar.  pengetahuan tentang berbagai peralatan lighting ( lampu filter,dimmer,reflektor ) sangat penting. Tanpa penyinaran    yang    baik ,  camera    yang   canggih    sekalipun    tak  akan   mampu menghasilkan gambar  yang baik.  Sebaliknya penataan lighting tak akan  bisa membantu kita memperoleh gambar yang kita inginkan . apabila camera tidak bisa melihat dengan baik.  Tujuan  lighting  supaya  camera  video  cukup  mendapatkan  cahaya  untuk  melihat obyek untuk mendapatkan kesan adanya ruang waktu dan suasana dari suatu adegan.

Walaupun dalam istilah televisi tidak termasuk audio, namun bagian suara juga merupakan  unsur  yang  penting,  fungsi  audio  di  dalam  program  televisi  tidak  hanya menyajikan informasi dari gambar  ( visual  ) saja, tetapi juga untuk menciptakan suatu suasana sebagai pendukungadegan, sehingga penonton bisa ikut merasakan peristiwa atau adegan yang sedang di pertunjukkan. Gambar program televisi sering menggoda banyak orang untuk mengabaikan audio, maka audio dalam suatu produksi sering rendah kualitas dan mutunya. Untuk itu kita harus memberi perhatian khusus pada unsur-unsur produksi audio.
 
 

Program Studi Ilmu Perpustakaan FISIP Uncen Gelar Seminar Internasional Bertajuk “Challenges and Developments in Library and Information Sci...