Rabu, 28 Maret 2018

Penelitian Jurnalistik



ABSTRAK

Cenderawasih Pos (Cepos), sebuah Surat Kabar Harian Lokal di Papua yang adalah ‘anak’ dari surat kabar nasional Jawa Pos ini merupakan media cetak terbesar yang ada di Papua. Secara tidak langsung Cepos menjadi satu-satunya sumber informasi yang paling dinanti-nantikan oleh masyarakat Papua, melalui penelitian ini penulis ingin mengetahui dan menganalisis tentang frame yang digunakan Cepos dalam menuliskan berita kasus-kasus penembakan yang terjadi di Papua. Khususnya peran dan fungsinya dalam upaya penyelesaian konflik tersebut dengan ‘jurnalisme perdamaian’.
Pasalnya kasus-kasus penembakan yang berlangsung cukup lama ini dan diliput terus oleh Cepos sempat menimbulkan kerisauan dan kecemasan masyarakat di Papua. Baik itu ditunjukkan dengan bentrokan antar warga, hingga bentrokan antara pendatang dan pribumi yang berujung kerusuhan warga. Apalagi mengingat bahwa lokasi tempat konflik tersebut terjadi disekitar rumah pemukiman warga.
Masyarakat Papua terkenal dengan rasa solidaritas dan kekerabatan keluarga yang sangat tinggi. Apapun yang dialami dan dirasakan oleh sanak-saudaranya, pasti akan ikut dirasakan oleh anggota keluarga yang lain, bahkan kerabat keluarga jauhnya. Sehingga jika salah satu anggota keluarganya ada yang disakiti oleh orang lain, maka anggota keluarga yang lain tak segan-segan membela keluarganya bahkan membalas perbuatan tersebut secara setimpal. Di sisi lain Papua, pulau yang memiliki kekayaan alam sangat melimpah ini menjadi target operasi bagi kelompok-kelompok tertentu untuk merusak kestabilan Bangsa Indonesia. Tidak heran jika wilayah tertimur Indonesia ini sarat akan konflik
Pers dapat diibaratkan pedang bermata dua. Pada satu sisi pers berpotensi mempertajam konflik ketika pemberitaan yang disajikan sarat dengan muatan yang tendensius, provokatif, dan sensasional. Pemberitaan media yang memusatkan pada jumlah korban dan kekejaman suatu kelompok dapat menggiring kemarahan khalayak, bukan hanya mereka yang berada di medan peperangan melainkan juga yang berada di luar arena. Cenderawasih Pos dalam memberitakan kasus-kasus penembakan di Papua cenderung tidak memperhatikan konsep jurnalisme damai yang menurut penulis cenderung lebih tepat diterapkan di Papua. Dalam teknik pemberitaan nya Cepos cenderung menggunakan frame kekerasan yang identik dengan jurnalisme perang. Hal ini menurut hemat penulis, menjadi salah satu alasan sulitnya mewujudkan upaya perdamaian di Papua.
Metode   penelitian    ini    menggunakan    metode    penelitian deskribtif kualitatif dengan pendekatan analisis data yaitu analisis framing. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data dokumen pemeberitaan pada koran Cenderawsih Pos.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menentukan model pembingkaian berita secara tepat yang dapat dijadikan referensi bagi media cetak khususnya di Papua, agar pemberitaan kemudian tidak menggiring opini public  ke arah konflik. 

Kata Kunci : Jurnalisme Damai, Framming, Media Cetak




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Program Studi Ilmu Perpustakaan FISIP Uncen Gelar Seminar Internasional Bertajuk “Challenges and Developments in Library and Information Sci...