Prosedur Kerja Produksi Televisi
(PRODUKSI SIARAN TV PERTEMUAN 1 dan 2)
Pada saat membuat program televisi seluruh profesi produser, jurnalis, sutradara, editor dan quality control harus mengikuti prosedur/persyaratan yang biasa dilakukan agar menghasilkan program televisi yang berkualitas. Membuat program televisi akan melewati tahapan yang sangat sulit/rumit, panjang, dan melibatkan banyak orang. Tetapi hasil siarannya pemirsa jadi mudah mengerti bahkan terhibur. Tingkat kesulitan juga bervariasi berdasarkan beban kru produksi, peralatan, pengisi acara (artis, narasumber) dan lokasi pelaksanaan produksi dieksekusi. Adapun panjangnya proses produksi televise berdasarkan tahapan perencanaan sampai siap tayang, yang harus dilakukan dengan team work (kerjasama tim) yang solid.
Produksi televisi bukan pekerjaan individual tetapi pekerjaan tim. Apabila sebuah program televise dapat dimengerti maknanya, menghibur, dan pemirsa puas menyaksikannya, apresiasi kesuksesan yang harus diberikan kepada tim produksi yang bekerja, bukan kepada seorang diantaranya saja. Walaupun pemirsa mengetahuinya orang yang populer adalah mereka yang muncul di layar kaca atau salah satu diantaranya.
B. Proses Produksi Siaran Televisi
Dalam proses pembuatan sebuah film atau acara televisi, terdapat beberapa tahapan yang harus diperhatikan, yang mana tahapan-tahapan ini sangat penting dan berpengaruh terhadap hasil sebuah siaran yang akan ditanyangkan. Adapun tahapan-tahapan tersebut antara lain:
1. Pre Production Production Planning
Merupakan tahap perencanan dan persiapan dari sebuah produksi, tahap ini meliputi :
a. Ide atau gagasan, yaitu penemuan atau pemilihan ide apakah menarik dan layak dijadikan sebuah program. Kemudian dilanjutkan dengan riset dan pengembangan program tersebut.
b. Pembuatan naskah kasar serta treatment produksi dari hasil pengembangan gagasan dan riset.
c. Perencanaan awal, tahap ini meliputi perencanaan interpretasi produksi, stage desain, tata cahaya, tata suara, make-up, wardrobe dan fantastic teknik.
d. Pengadaan casting dan menentukan artis, kemudian blocking dan penyempurnaan naskah.
e. Perencanaan teknis, tahap ini untuk menentukan peralatan yang dibutuhkan sesuai konsep seperti pemilihan kamera, perencanaan grafis, konstruksi produksi, penyelesaian admininstrasi kontrak dan perijinan, budgeting serta pemantapan produksi.
f. Rehearsal script, yaitu naskah yang digunakan untuk persiapan ketika latihan, dalam naskah ini sudah tercantum secara detil tentang setting, karakter, dialog dan adegan.
g. Pra-studio rehearsal, dimulai dengan briefing kru serta reading para pemain yang dipimpin oleh sutradara atau pengarah acara. Pengarah acara mengarahkan pemain, blocking, posisi, pengadeganan sesuai dengan treatment yang dibuat.
h. Run trought, dimana rehearsal studio dilakukan mulai dari blocking kamera, tata cahaya, tata artistic dan pemain melakukan latihan hingga terbiasa dan nyaman di studio[4]
2. Produksi
Pada tahap produksi pengambilan gambar (shooting video) dilakukan, idealnya hingga tuntas. Kebutuhan shooting video sebelumnya telah dirumuskan pada tahap pra produksi, idealnya dalam bentuk story board yang mencakup banyak informasi termasuk sudut pengambilan gambar (angle). Pada kebanyakan film komersial, kegiatan shooting merupakan tahapan kegiatan yang berbiaya produksi paling tinggi disebabkan keterlibatan banyak kru, pemain (actor/aktris) iru sendiri, serta pemakaian alat-alat canggih yang dibayar sebagai sewa harian. Karena itu dapat dengan mudah dipahami bahwa kegiatan Pra Produksi yang baik dapat menuntun jalannya kegiatan produksi agar berjalan dengan efektif dan efisien.
Proses produksi melalui beberapa tahapan yaitu :
a. Organisasi pelaksanaan produksi
Agar produksi berjalan lancar dan sukses, Produser perlu menunjuk pembantu-pembantunya untuk menangani pekerjaan-pekerjaan produksi program televisi. Karena banyaknya jenis program yang membutuhkan keahlian yang bermacam-macam, maka seorang produser tidak mungkin untuk menagani sendiri.
Oleh karena itu, perlu dibentuk organisasi produksi. Suatu produksi televisi melibatkan banyak orang misalnya artis, crew, dan fungsi-onaris lembaga penyelenggara, polisi, aparat setempat dimana shooting dilakukan dan pejabat terkait dengan perizinan. Organisasi pelaksanaan disusun dengan rapi dengan memperhatikan kualifikasi kemampuan, produser pelaksana mengkoordinir bendahara dan juru bayar, secretariat yang mengurus surat menyurat dan perizinan.
Organisasi lapangan diserahkan kepada seorang Unit Manager yang mengoordinasikan pekerjaan dari sisi organisasi dan artistic. Berarti manager unit menjadi penghubung antara unit organisasi di bawah secretariat dan unit artistic di bawah sutradara. Bidang yang langsung di bawah koordinasi manager pelaksana unit adalah perizinan, transportasi, konsumsi, dan akomodasi. Sedangkan lokasi, setting/dekorasi, property, kostum, dan make-up serta pelaksana lapangan berada di bawah koordinasi unit manager, tetapi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan artistic dibawah koordinasi seorang art director atau art designer. Sutradara dalam bekerja dibantu oleh art director dan kameraman yang mengoordinasikan pekerjaan yang ditangani oleh piñata cahaya dan penata sound. Sutradara merupakan orang yang bertanggungjawab kepada produser.[5]
Setelah perencanaan dan persiapan matang, maka pelaksanaan produksi dimulai. Pengarah acara memimpin jalannya produksi bekerjasama dengan kru dan artis yang terlibat. Masing-masing kru melaksanakan tugasnya seperti rehearsal yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai naskah maupun rundown yang ada.
b. Macam-macam produksi
1) Produksi lapangan
a) ENG (Electronic News Gathering). Produksi berita elektronik. Proses rekaman video jenis berita dengan menggunakan peralatan yang mudah di bawa (portable) misalnya camera dengan vcr portable dan satu microphone dengan crew seorang juru kamera disertai seorang sutradara yang sekaligus merangkap sebagai reporter.
b) EFP (Electronic Field Production). Produksi lapangan elektronik. Sama dengan ENG, hanya jenis program yang di produksi adalah documenter, sinetron, (film style).
c) MCR (Multi Camera Remote). Produksi lapangan dengan menggunakan camera lebih dari satu, dengan dibantu peralatan lain seperti switcher, tv monitor, sound audio system. Produksi yang direkam adalah sinetron, music, olahraga dan lain-lain.
2) Produksi studio
a) Live program, yaitu program yang disiarkan secara langsung, tahap produksi merupakan tahap akhir dalam suatu proses, kebanyakan program seperti berita, olahraga, upacara kenegaraan disiarkan secara langsung.
b) Video tapping, yaitu program yang direkam dengan video/video cassette.
c) Live on tape, yaitu produksi yang berlangsung terus tanpa berhenti sampai akhir program, editing hanya dalam hal-hal khusus (insert editing).[6]
3. Pasca produksi
Merupakan sebuah bagian terpenting dari semua rangkaian produksi. Pasca produksi menitik beratkan kepada proses video dan audio editing. Maksud dari dilakukannya 42 proses video dan audio editing adalah untuk menggoreksi hasil produksi, dengan cara menambahkan elemen –elemen tambahan seperti background music dan special effect. Tahapannya sebagai berikut :
a. Capturing
Proses capture gambar terjadi pada editing ninlinier, yaitu mentransfer audio visual dari kaset digital ke dalam hard disk computer. Sehingga materi editing sudah dalam bentuk file, apabila menggunakan editing linier langsung produksi logging gambar.
b. Logging
Logging gambar adalah membuat susunan daftar gambar dari kaset hasil shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code-nya serta di kaset berapa atau nama file apa gambar itu berada. Hal ini akan memudahkan proses editing selanjutnya.
c. Editing pictures
Penyuntingan (editing) adalah kata kunci dalam proses ini. pada tahap ini semua footage telah dikumpulkan selama produksi, selajutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final (final product).
d. Editing sound
Penyuntingan suara disinkronkan dengan gambar, serta menghidupkan suasana melalui ilustrasi musik. Bila membutuhkan sound effect tentunya akan memperjelas atmosfer dominan atau yang ingin ditonjolkan.
e. Final cut
Sekarang peralatan yang digunakan dan kompleksitas ilustrasi music (soundtrack), menentukan bahwa materi program sudah dapat membaur (mix) suara pada tahap online. Dibutuhkan studio audio untuk mengerjakan bauran suara final (final mixing). Program yang sudah lengkap sekarang disebut “master”.[7]
4. Transmisi dan evaluasi
Stasiun televisI dalam persaingan industrI media, ketika menjalankan usahanya perlu memikirkan strategi dan perkembangan system pemasarannya, yaitu meraih perhatian, pikiran dan hati konsumen (klien). Disinilah peran departemen marketing sangat kuat dalam menentukan program yang akan on air, bertahan atau tidak layak dipertahankan. Ada tiga pilar penting dalam departemen marketing televisi yakni marketing, sales dan traffic.
a. Marketing
Menurut Philip Kotler (2002) marketing atau pemasaran adalah suatu proses social dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.apabila dalam industry televise, maka program sebagai produk harus diproduksi secara kreatif sehingga laris di pasar melalui analisa terukur dari departemen marketing.
Pada hakikatnya departemen marketing merupakan dapur media televisi komersil yang menentukan arah dan tujuan dari suatu industri televisi. Marketing menetapkan strategi menyusun kekuatan dan menghadapi competitor, feasibility study, target merebut market dan audien sasaran, membuat panduan marketing gathering, menetapkan rate card, memutuskan bidding big event, dan melayani klien (agency dan pemilik brand/produk).
Sedangkan sales merupakan pendamping marketing yang menfokuskan pada prospek penjualan yang sebesar-besarnya. Sales harus membuat transaksi dengan output pencapaian target penjualan atau kegagalan target penjualan (achievement target atau failure target). Apabila sales representative berhasil mencapai target akan mendapat reward (bonus) sedangkan kegagalan maka konsekuensinya punishment. Posisi sales berada ditengah-tengah atau netral sebagai eksekutor diantara marketing dan traffic.
Traffic adalah proses realisasi dari kinerja marketing dan sales. Seluruh progress report marketing dan sales berupa MOU ataupun Media Order dengan klien selanjutnya direalisasikan dalam rundown siaran iklan. Sehingga siaran iklan akan lancar tanpa gangguan, materi iklan harus melalui digitize ke MCR/LTO dan terjadwal dalam rundown. Output akhir traffic adalah Log Proof siaran iklan berbentuk print out dan audio visual/VCD.
b. Trails
Trails (audience evaluation/program rating, informal audience feedback [phone calls, letter, and audience response to advertisers commercials constitute more informal audience feedback]) preview sudah dapat dilakukan evaluasi awal terhadap program yang sudah selesai di produksi.
c. Transmission
Mentransmisikan program siaran kepada pemirsa.[8]
C. Strategi Penayangan
Head –Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televise memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar, yaitu:
1. Head to Head
Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televise saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun televisi sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan stasiun saingan.
2. Program Tandingan
Adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya.
3. Bloking Program
Adalah dimana audien dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. Misalnya menyajikan program sinetron atau drama komedi sepanjang malam.
4. Pendahuluan Kuat
Strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita local atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time(sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional.
5. Strategi Buaian
Ini strategi untuk membangun audien pada suatu acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program unggulan.
6. Penghalangan
Dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. Misalnya, menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang.
7. Strategi Lainnya
Adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Stasiun televise yang akan menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audien misalnya pada saat prime time.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar