Senin, 05 September 2022

 LITERASI INFORMASI 

PERTEMUAN 2 


Literasi informasi memiliki kaitan dengan teknologi informasi. Memiliki keterampilan terhadap teknologi informasi memungkinkan seorang individu untuk mengakses informasi menggunakan komputer, software aplikasi, database, dan teknologi lainnya. Keterampilan dalam teknologi informasi akan mempengaruhi dan mendukung literasi informasi. Literasi infomasi fokus pada konten, komunikasi, analisis, mencari informasi, dan evaluasi, sedangkan teknologi informasi berfokus pada pemahaman yang mendalam mengenai teknologi. Aktivitas dari literasi informasi akan lebih mudah dicapai dengan menggunakan teknologi informasi (Anonim, 2000).

Literasi informasi, seperti yang didefinisikan oleh American Library Association (ALA), merupakan kemampuan seorang individu untuk mengenali kapan informasi tersebut dibutuhkan serta untuk menemukan, mengevaluasi, efektif menggunakan dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai format. Literasi dirasa semakin penting dalam lingkungan kontemporer dan perubahan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat. Lingkungan yang cukup kompleks saat ini, membuat individu dihadapkan dengan beragam informasi yang ada di sekolah, tempat kerja dan juga dalam kehidupan seseorang. Informasi tersedia dari berbagai sumber seperti di perpustakaan, masyarakat, organisasi, media dan internet. Banyaknya sumber informasi yang diterima oleh individu-individu tanpa adanya filter menimbulkan pertanyaan mengenai keaslian, validitas dan realibilitas suatu informasi. Kualitas yang tidak pasti dan jumlah informasi yang cukup banyak menimbulkan tantangan besar bagi masyarakat. Banyaknya informasi bukan berarti dapat membuat masyarakat menjadi lebih baik jika tidak diimbangi dengan kemampuan untuk menggunakan informasi tersebut secara efektif.

Pada tahun sejak American Library Association (ALA) merumuskan definisi literasi, para peneliti menemukan pentingnya keterampilan literasi di berbagai lingkungan, tak terkecuali di bidang pertanian. Wang (2016) menambahkan bahwa tingkat literasi informasi suatu bangsa secara langsung berhubungan dengan pembangunan suatu negara. Dengan demikian, untuk hidup di era informasi seperti saat ini, dengan memiliki kemampuan literasi informasi yang baik, petani dapat memperluas akses luas terhadap informasi, memperkuat pertukaran informasi dengan dunia luar, dan memahami segala macam produksi dan informasi, dan meletakkan dasar yang kokoh untuk mencapai tujuan pembangunan secara menyeluruh.

Kemampuan untuk mendapatkan informasi perlu dimiliki oleh setiap orang, tetapi kemampuan tersebut berbeda-beda pada setiap orang. Tingkat kemampuan yang berbeda inilah yang menentukan kualitas dari informasi yang ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan. Dalam dunia pertanian, petani perlu mengikuti perkembangan informasi untuk meningkatkan hasil budidaya pertaniannya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Fortin dan Pierce (1998), melaporkan bahwa penyebaran literasi informasi yang memadai ke akar rumput terutama untuk petani akan meningkatkan produktivitas.




Menurut American Library Association (2000), orang yang memiliki literasi informasi adalah orang yang mampu:
1. Menentukan tingkat informasi yang diperlukan
2. Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien
3. Mengevaluasi informasi dan mengkritisi sumber informasi
4. Memasukkan informasi yang dipilih ke dalam salah satu basis pengetahuan
5. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu
6. Memahami masalah-masalah ekonomi, hukum, dan sosial seputar penggunaan informasi, akses, dan penggunaan informasi dengan etis dan legal

Dalam penggunaan informasi, ada etika yang perlu diperhatikan. Di era perkembangan informasi yang begitu pesat saat ini, pengkonsumsi informasi harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
1. Memiliki banyak perspektif
2. Mengumpulkan dan menggunakan informasi dengan secara etis
3. Menggunakan alat-alat sosial dengan aman dan bertanggungjawab


LITERASI INFORMASI 

PERTEMUAN 3 

Literasi Informasi 

Dalam bukunya Tujuh wajah melek informasi Christine Bruce (1997:42)

mengidentifikasi tujuh kategori literasi informasi, seperti yang dialami oleh

pendidik Australia di dua universitas: 

1. Informasi   konsepsi   teknologi - menggunakan   teknologi    informasi  

untuk pencarian   

    informasi dan komunikasi 

2. sumber-sumber informasi konsepsi - mencari informasi 

3. Proses Informasi konsepsi - mengeksekusi proses 

4. konsepsi kontrol informasi - informasi pengendalian 

5. Pengetahuan konsepsi konstruksi - membangun basis pengetahuan pribadi

di daerah baru   

    yang menarik 

6. Pengetahuan ekstensi konsepsi -. Bekerja dengan pengetahuan dan

perspektif pribadi 

    diadopsi sedemikian rupa sehingga diperoleh wawasan baru.

7. Konsepsi Wisdom - menggunakan informasi dengan bijak untuk

kepentingan orang lain. 

Program Literasi Informasi

Literasi Informasi di dunia akademis sangat penting sehingga peran pustakawan dalam pencapaian misi belajar mengajar di perguruan tinggi menjadi penting. Oleh karena itu munculah upaya melibatkan kolaborasi pustakawan dan dosen untuk memperluas jangkauan pengajaran LI terhadap mahasiswa, karena program ini tidak cukup sekadar mengandalkan pelayanan referensi di perpustakaan akademis maupun universitas. Para penulis Arp, L. Woodard, BS. Lindstron.J. Shonrock, DD (2008), Anday, VG (2006), Purwanto (2005), dan Naibaho (2007) memaparkan bahwa pustakawan dapat mengambil peran dalam pengajaran LI bekerjasama dengan para pendidik yang idealnya menjadi pengguna effektif informasi, dan LI perlu menjadi bagian integral dalam kurikulum, karena pembelajaran LI itu merupakan proses yang berlanjut dan bertahap dan memainkan peran penting dalam keberhasilan seorang mahasiswa, tidak hanya dalam bangku kuliah, melainkan untuk menerapkan pengetahuan dalam memaknai kehidupan mereka. 

Perpustakaan akademis bereksperimen dengtan model pelayanan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan pelayanan yang berubah, termasuk jasa berjenjang, termasuk memisahkan pertanyaan tentang arah dan sederhana dengan pertanyaan yang mendalam dan sulit, menggunakan bantuan asisten pustakawan di meja referensi, mengadakan lokakarya, berkeliling memberikan bantuan, keluar dari perpustakaan ke kantin, ke kelas, dan memberikan bantuan lebih proaktif lagi. 

Memang pustakawan bukan satu-satunya orang yang mengalami perubahan peran, namun peran sejawat, termasuk dosen dan staf di seluruh universitas juga berubah. Dalam hal ini mahasiwa akan menjadi peserta aktif dalam proses pendidikan dan mereka membuktikan telah bekerja dengan pustakawan dan dosen. Sebagai catatan, dosen mengatasi berberapa kendala perubahan teknologi dan upaya kolaborasi mereka meningkat. Bagi pustakawan, perubahan ini meningkatkan komunikasi, pelayanan dan kerjasama dalam memberikakan sumber. Pekerjaan mereka merancang dan menerapkan program berdasarkan kurikulum LI, akhirnya menetapkan kembali peran mereka sebagai pusat tuntuk misi universitas. 

Peran Pustakawan dalam Literasi Informasi 

Literasi informasi menjadi sebuah ketrampilan pustakawan yang penting di era global saat ini, sehingga literasi informasi bagi pustakawan tidak hanya ditandai sekedar melek huruf maupun hanya sekedar bisa membaca saja. Namun sebenarnya aplikasinya lebih dari itu, karena sudah seharusnya penguasaan literasi informasi menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pustakawan. Pustakawan harus menjadi manajer ilmu pengetahuan, karena setiap harinya bergelut dengan berbagai sumber informasi. Menyikapi hal ini, maka mau tidak mau pustakawan harus bisa menelusur informasi di perpustakaan baik secara manual maupun online. 

Walaupun konsep kolaborasi antara pustakawan dan dosen itu bukan hal baru, komitmen untuk megnggunakan pendekatan belum menjadi sebuah\ trend. Rader (1995) menjabarkan adanya tiga unsur yang sangat berpengaruh pada keberhasilan integrasi perpustakaan dan ketrampilan riset (LI) kedalam kurikulum akademis:

1.Pihak perpustakaan   mempunyai   komitmen    cukup    lama    untuk    mengintegrasikan   bimbingan pemustaka kedalam kurikulum.

2.Pustakawan dan dosen bekerja dalam pengembangan kurikulum dan

3.Lembaga mempunyai komitmen tinggi untuk meningkatkan  mutu   mahasiswa dalam hal  berfikir kritis, pemecalahan masalah dan ketrampilan informasi. Perpustakaan adalah komponen penting untuk pembelajaran formal mahasiswa dan kebutuhan riset informal, dan bukan sekadar tambahan dalam perjalanan pendidikan seseorang. Perpustkaan merupakan tempat menggali sumber informasi dan menjadi katalis dalam proses belajar mahasiswa. Oleh karena itu, konsep integrasi merupakan unsur pentingn dalam membuat program pengembangan perpustakaan yang aktif bermitra dengan pihak dosen atau jurusan untuk mengintegrasikan kurikulum.

 Untuk mengajari mahasiswa mendapatkan informasi,

mengevaluasinya secara kritis dan menggunakan serta mengkomunikasikannya pihak pustakawan harus benar-benar siap untuk bekerja di kelas dengan dosen dalam memngajar mahasiswa menggunakan teknologi untuk mengakses informasi dan memanfaatkan pemikiran kritis dalam memilih informasi. Pustakawan perlu memahami fisi dan misi fakultas, berbagi jargon, definisi, terminologi teknis, kerelaan untuk mempelajari aspekaspek dari kepiawaian sejawat, dan kemampuan untuk menghargai perbedaan


19 komentar:

  1. Atas nama Yohanes W Petege ilmu Perpustakaan hadir

    BalasHapus
  2. Nama Bartol Magai
    Ilmu perpustakaan adir ya ibu

    BalasHapus
  3. Nama : Ayu Nursandi Putri Febrianti
    NIM : 2019031064003
    Terima kasih atas materinya Ibu🙏

    BalasHapus
  4. Nama : Gloria Dolfina Silubun
    NIM : 2019031064008
    jurusan : Ilmu perpustakaan
    Hadir
    Trimakasih ibu atas meterinya🙏🏼

    BalasHapus
  5. Nama : serogo Mabel
    Nim : 2020031064007
    Hadir
    Terimakasih ibu

    BalasHapus
  6. Nm: meditere gilim
    Nim:2020031064028
    Terimakasih Ibu atas materinya🙏

    BalasHapus
  7. Nm: meditera gilim
    Hadir
    Nim:2020031064028
    Makasih ibu atas materinya🙏

    BalasHapus
  8. Nama :Yulianus Magai
    Nim : 2020031064009
    Jurusan : perpustakaan
    : Hadir
    Terima kasih ibu atas perhatiaannya.

    BalasHapus
  9. Nama: Rahmat Calvin Malik
    Nim : 2020031064046
    Ket : HADIR

    BalasHapus
  10. Nama : Muhammad Iqbal Ramadhan Upara
    Nim : 2020031064001
    Ket : Hadir

    BalasHapus
  11. Nama : Rizkiatun Nisa Munawaroh
    Nim : 2019031064016
    Ket : Hadir

    Terima kasih ibu atas materinya🙏

    BalasHapus
  12. Nama : Resti Butar-Butar
    Nim : 2020031064002
    Ket : Hadir

    BalasHapus
  13. Nama : Ena Wanimbo
    Nim : 2020031064005
    Ket : hadir
    Izin menggunakan tmn pnya krn mslah dlm google sy.🙏

    BalasHapus
  14. Nama : Tila Rosalinda Wayeni
    Nim : 2019031064001
    Ket : Hadir

    BalasHapus
  15. Nama : Woro Intan Sulistiani
    NIM : 2020031064014
    Hadir

    BalasHapus
  16. Nama : Ayu Nursandi Putri Febrianti
    NIM : 2019031064003
    Hadir
    Terima kasih atas materinya Ibu🙏

    BalasHapus
  17. Nama . Yulianus Magai
    Nim . 2020031064009
    Program studi . Ilmu perpustakaan
    Hadir

    BalasHapus
  18. Nama : yulius menaser Rouw
    Nim : 2019031064012
    Hadir ibu🙏
    terimakasih ibu untuk materinya🙏

    BalasHapus

Program Studi Ilmu Perpustakaan FISIP Uncen Gelar Seminar Internasional Bertajuk “Challenges and Developments in Library and Information Sci...