MK ILMU KOMUNIKASI
MK ILMU KOMUNIKASI
Pertemuan 1 dan 2
KONSEP DASAR KOMUNIKASI
Konsep dasar komunikasi, Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gestur tubuh, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut dengan komunikasi nonverbal. Komunikasi adalah suatu proses yang mengacu pada kegiatan pertukaran informasi atau pesan antara dua orang atau lebih. Agar komunikasi dapat berjalan sesuai tujuan maka pihak-pihak yang berkaitan dalam proses komunikasi ini harus mau untuk saling bertukar informasi, sehingga semua pihak dapat memahami satu sama lain. Meskipun pengertian komunikasi di atas terlihat cukup simpel, namun proses komunikasi yang ada ternyata tidak semudah yang kita bayangkan loh, rekan-rekan.
Jenis-jenis Komunikasi berikut:
1. Komunikasi berdasarkan penyampaian
a. Lisan
Komunikasi secara lisan dimaknai sebagai jenis komunikasi yang terjadi secara langsung tanpa ada batasan jarak. Misalnya, dalam suatu rapat, wawancara maupun percakapan biasa.
b. Tulisan
Komunikasi secara tertulis merupakan jenis media komunikasi yang penyampaiannya dilakukan dalam bentuk tulisan. Misalnya, naskah, spanduk, undangan dan sebagainya.
2. Komunikasi berdasarkan tujuan
Jika ditinjau berdasarkan tujuan, komunikasi dapat dikategorikan menjadi beberapa macam. Misalnya, pemberian saran, pidato, perintah, ceramah maupun wawancara. Konsep komunikasi semacam ini menekankan bahwa komunikator menjadi faktor penting dalam jalinan interaksi tersebut.
3. Komunikasi berdasarkan ruang lingkup
a. Internal
Komunikasi internal merupakan jenis komunikasi yang terjadi dalam ruang lingkup organisasi maupun perusahaan. Contohnya, interaksi antar individu yang ada dalam ruang lingkup tersebut. Komunikasi internal bisa berupa komunikasi vertikal, horizontal maupun diagonal.
b. Eksternal
Misalnya, koneferensi pers, pameran, publikasi, siaran televisi maupun bakti sosial.
4. Komunikasi berdasarkan aliran
a. Komunikasi satu arah, yakni komunikasi yang berasal dari salah satu pihak saja.
b. Komunikasi dua arah, yaitu komunikasi yang mempunyai sifat saling memberikan timbal balik.
c. Komunikasi ke bawah, yakni komunikasi dari atasan dengan bawahan.
d. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yabg berasal dari seorang bawahan kepada atasan.
e. Komunikasi ke samping, yakni komunikasi yang terjalin di antara beberapa orang pada kedudukan setara.
Konsep literasi informasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1974 di Amerika oleh Paul Zurkowski (president of Information Industries Association). Konsep literasi informasi dipergunakan dalam sebuah proposal yang ditujukan kepada The National Commisionon Libraries and Information Science (NCLIS) USA (Zurkowski, 1974: 6). Zurkowski berpendapat, people trained in the application of information resources to their work can be called information literate. They are learned techniques and skill for utilizing the wide range of information tools as well as prmary sources in molding information solution to their problems. Makna dari konsep tersebut yang dimaksud dengan literasi informasi adalah orang yang terlatih untuk menggunakan sumber-sumber informasi dalam menyelesaikan tugas mereka yang disebut juga orang literasi informasi. Mereka telah mempelajari teknik dan kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam alat dan juga sumber-sumber informasi utama dalam pemecahan masalah mereka (Eisenberg, 2004). Dalam pengertian di atas, Zurkowski mengusulkan:
1. sumber informasi digunakan di lingkungan kerja;
2. teknik dan keterampilan dibutuhkan dalam menggunakan alat informasi dan sumber-sumber primer;
3. informasi digunakan untuk memecahkan masalah (Behrens, 1994).
Konsep ini menunjukkan bahwa kompetensi keterampilan memanfaatkan informasi dan mengenali sumber-sumber informasi sebagai alat bantu temu kembali informasi. Konsep yang kedua ini menunjukkan bahwa literasi informasi sebagai berikut.
1. Memberikan kemampuan teknik dan keterampilan menggunakan berbagai sumber informasi melalui pelatihan.
2. Teknik dan keterampilan yang dilatihkan adalah memanfaatkan sumber informasi, menggunakan alat bantu temu kembali informasi, dan memanfaatkan informasi.
3. Menggunakan informasi sebagai sumber utama dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Konsep literasi informasi sebagaimana disebutkan dalam Dictionary for Library and Information Science oleh Reitz (2004: 356) diartikan sebagai skill in finding the information one needs and understanding of how libraries are organized, familiarty, with resource the provide (incuding information formats and automated search tools) nad knowledge of commonly use techniques. The concept also includes the effectively as well as understanding of the technological insfrastructure on which information transmission is based, including itd social, and cultural context and impact.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa literasi informasi sebagai kemampuan untuk menemukan informasi yang dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisasi, familiar dengan sumber daya yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang terautomasi), serta pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian informasi. Hal ini termasuk kemampuan yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi dan menggunakannya secara efektif, seperti pemahaman infrastruktur teknologi pada transfer informasi kepada orang lain, termasuk konteks sosial, politik, dan budaya serta dampaknya.
Menurut American Library Association (ALA), untuk menjadi orang yang melek informasi, seseorang harus mampu mengetahui kapan informasi itu dibutuhkan dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang dibutuhkan secara efektif (Wooliscroft, 1997).
Pada tahun 1999, SCONUL, Society of College, Universitas Nasional, dan perpustakaan di Inggris menerbitkan tujuh pilar informasi literasi model untuk memfasilitasi pengembangan lebih lanjut ide-ide di antara para praktisi di lapangan dalam usaha merangsang munculnya gagasan atau ide-ide. Gagasan yang dimaksud itu mengenai bagaimana literasi informasi dapat digunakan oleh perpustakaan dan staf lain dalam pendidikan dengan mengembangkan kemampuan siswa. Berdasarkan gagasan tersebut, sejumlah negara telah mengembangkan standar literasi informasi. UNESCO dalam Information for All Programme (2008) mengemukakan bahwa literasi merupakan kecakapan seseorang untuk menyadari kebutuhan informasi, menemukan dan mengevaluasi.
Pendapat lain menyatakan bahwa literasi informasi adalah serangkaian keterampilan untuk mengidentifikasi, menemukan, mengevaluasi, menyusun, menciptakan, menggunakan, dan mengomunikasikan informasi kepada orang lain untuk menyelesaikan dan mencari jalan keluar suatu masalah.
Pendapat yang senada juga dikemukan oleh Pendit (2008: 119). Ia menyatakan bahwa kemampuan-kemampuan masyarakat pengguna yang ingin diberdayakan sebagai berikut:
1. menetapkan hakikat tentang rentang informasi yang dibutuhkan;
2. mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien;
3. mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis;
4. menggunakan informasi untuk keperluan tertentu.
Doyle dalam Eisenberg (2004) mengatakan bahwa literasi informasi adalah kemampuan mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari berbagai sumber. Doyle juga menetapkan 10 sifat literasi informasi seseorang, yaitu kemampuan untuk:
1. mengetahui ketepatan dan kelengkapan informasi yang merupakan dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat;
2. mengetahui kebutuhan informasi;
3. memformulasikan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kebutuhan informasi;
4. mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial;
5. mengembangkan strategi pencarian yang tepat;
6. mengakses sumber-sumber informasi termasuk yang berbasis komputer dan teknologi lainnya;
7. mengevaluasi informasi;
8. mengorganisasi informasi untuk keperluan praktis;
9. mengintegrasikan informasi yang baru dengan yang sudah ada sebelumnya
(pengetahuan lama);
10. menggunakan informasi dengan pemikiran kritis untuk menyelesaikan masalah.
A. TUJUAN LITERASI INFORMASI
Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan kemampuan Anda menjadi manusia pembelajar. Semakin Anda terampil dalam mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi, semakin terbukalah kesempatan Anda untuk selalu melakukan pembelajaran.
Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kemampuan bangsa itu dalam tiga hal, yaitu penciptaan pengetahuan, distribusi pengetahuan, dan pengembangan infrastruktur teknologi yang memudahkan penyebaran pengetahuan. Perkembangan teknologi internet menyajikan sebuah fenomena yang disebut dengan superhighway information. Batas-batas geografi menjadi tidak ada lagi. Informasi dan pengetahuan bergerak dengan sangat cepat melalui internet. Keterampilan literasi informasi akan memungkinkan seseorang untuk mendapatkan informasi dengan cara yang cepat pula. Seseorang yang mempunyai kemampuan literasi yang tinggi dicirikan oleh kemampuannya dalam memecahkan masalah dan mengomunikasikan gagasannya dengan baik. Ia juga dapat berpikir secara kritis dan analitis. Ia dapat membangun argumentasinya secara logis yang didukung fakta, bukti, dan informasi yang diperlukan. Seseorang yang memiliki literasi informasi dapat memilah mana
informasi yang benar dan mana yang salah sehingga ia tidak mudah untuk terprovokasi oleh informasi tertentu.
Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting dimiliki seseorang, terutama dalam dunia pendidikan, karena pada saat ini semua orang dihadapkan dengan berbagai jenis sumber informasi yang berkembang sangat pesat. Namun, belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan informasi para pencari informasi. Literasi informasi akan memudahkan seseorang untuk mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakannya untuk belajar secara mandiri tanpa dibatasi ruang dan waktu serta berinteraksi dengan berbagai informasi. Literasi informasi juga sangat berguna dalam dunia pendidikan dan dalam implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi untuk dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai jenis sumber informasi. Literasi informasi juga memberikan kemampuan berpikir secara kritis dan logis serta tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh dan mengevaluasi informasi yang diperoleh terlebih dahulu sebelum digunakan.
UNESCO (2005: 1) menyatakan bahwa literasi informasi memberikan kemampuan seseorang untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga menyatakan bahwa tujuan literasi informasi sebagai berikut.
1. Memberikan keterampilan seseorang agar mampu mengakses dan memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan, pekerjaan mereka, dan lain-lain.
2. Memandu mereka dalam membuat keputusan yang tepat mengenai kehidupan mereka.
3. Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka.
B. MANFAAT LITERASI INFORMASI
Jelaslah bahwa dengan memiliki literasi informasi, kita memiliki kemudahan-kemudahan dalam melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan informasi.
1. Menurut Gunawan (2008: 3), literasi informasi bermanfaat dalam persaingan di era globalisasi informasi sehingga pintar saja tidak cukup, tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus.
2. Menurut Adam (2009: 1), terdapat beberapa manfaat literasi informasi seperti berikut.
a. Membantu mengambil keputusan. Literasi informasi sangat berperan
dalam membantu menyelesaikan suatu persoalan. Untuk mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah, seseorang harus memiliki informasi tentang keputusan yang akan diambil.
b. Menjadi manusia pembelajar di era informasi. Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia pembelajar. Semakin terampil seseorang mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan informasi, semakin terbukalah kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran secara mandiri.
c. Menciptakan pengetahuan baru. Seseorang dikatakan telah berhasil dalam belajar apabila mampu menciptakan pengetahuan baru. Seseorang dengan kemampuan literasi informasi akan memiliki keterampilan memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh.
Menurut Hancock (2004: 1), manfaat literasi informasi sebagai berikut.
1. Untuk pelajar
Peserta didik dan pengajaran dapat menguasai pelajaran dalam proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan kegiatan mereka di lingkungan belajar. Peserta didik yang literat juga akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan cara penggunaan sumber-sumber informasi.
2. Untuk masyarakat
Literasi informasi bagi masyarakat sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan pekerjaan. Mereka mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat keputusan, misalnya saat mencari bisnis atau mengelola bisnis dan berbagi informasi dengan orang lain.
3. Untuk pekerja
Kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup dalam dunia pekerjaan karena dunia saat ini dipenuhi dengan informasi sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi yang diperoleh. Bagi pekerja, literasi informasi akan mendukung pelaksanaan pekerjaan serta memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan yang dihadapi dan dalam membuat kebijakan.
KOMUNIKASI
PERTEMUAN 3 dan 4
PENGERTIAN KOMUNIKASI PUSTAKAWAN
Komunikasi pustakawan terdiri dari dua suku kata, komunikasi dan pustaka, kedua
suku kata ini memiliki arti yang berbeda, akan tetapi memiliki hubungan yang sangat erat antara kedua suku kata tersebut. Jikalau dalam perpustakaan tidak ada komunikasi,
perpustakaan tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya, karenanya perpustakaan sangat bergantung dengan ilmu komunikasi.
Komunikasi dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communcatio,
dan berasal dari kata communis yang berarti sama, maksudnya sama makna.
( Onong Uchana Effendy, 2011; 9). Kalau ada dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, komunikasi berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Kesamaan bahasa dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasa saja belum tentu mengerti makna dalam percakapan tersebut
Percakapan kedua orang tersebut dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya,
mengerti bahasa juga memahami makna dari percakapan tersebut. Komunikasi yang
dilakukan minimal harus mengandung kesamaan makana antar dua pihak yang terlibat,
dikatakan minimal karena kegiatan komunikasi tidak hanya bersifat informasi, orang yang mengerti dan tahu, tetapi juga harus bersifat persuasive, orang lain mengerti dan bersedia menerima suatu paham yang dibicarakan.( Onong Uchana Effendy,2011; 9)
Komunikasi pada perpustakaan dapat dilihat beberapa masalah, adalah: masalah
teknis, semantic, dan efektivitas dalam transfer berita. Masalah teknis menyangkut teknis
pengiriman beritan dan masalah semantic masalah pengertian berita. Sedangkan masalah efektivitas menyangkut seberapa jauh efektivitas pengiriman berita. Dengan demikian timbulnya masalah tersebut maka timbullah usaha untuk memecahkan masalah komunikasi melalui kajian teoretis maupun eksperimental.( Sulistio Basuki ; 12)
Dari pengetian tersebut di atas dapatlah difahami bahwa perpustakaan memiliki
tenaga-tenaga ahli seperti pustakawan. Pustakawan harus memiliki berbagai keterampilan ahli, terutama keterampilan dibidang komunikasi. Komunikasi pada perpustakaan tidak berlebihan jika saya katakana wajib dikuasai oleh petugas-petugas pustaka, guna untuk pelayanan prima bagi pemakai jasa pustaka.
PENTINGNYA KOMUNIKASI BAGI PUSTAKAWAN
Komunikasi merupakan bagian penting dalam keberlangsungan sebuah lembaga
organisasi (Hubungan organisasi dengan komunikasi, William V. Hanney dalam bukunya, Communcation and Organizational Behavior, menyatakan, “Organization consists of a number of people; it involves interdependence; interdependence alls for coordination”. Organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi, koordinasi mensyaratkan komunikasi Oleh karena itu, kata William V. Hanney, komunikasi adalah suatu sine qua non bagi organisasi ).( Hafied Cangara, 1116) termasuk lembaga dalam perpustakaan. Tanpa adanya komunikasi, maka kerja sama dalam sebuah organisasi tidak dapat dilakukan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya komunikasi dalam perpustakaan. Karena jasa dasar yang harus dilakukan setiap jenis perpustakaan adalah,
pemberian informasi, penyediaan informasi khusus, bantuan dalam penelusur dokumen,
bantuan dalam menggunakan katalog, bantuan menggunakan buku referensi. Begitu besar beban dan tanggung jawab seorang pustakawan, maka pelayanan yang perima merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan kegiatan perpustakaan. Pelayanan perima tidak terjadi begitu saja, pelayanan prima tidak terlepas dari latar belakang pendidikan, dan kemampuan pustakawan dalam berkomunikasi.
Keterampilan komunikasi harus dimiliki oleh pustakawan untuk meningkatkan kepuasan
para pengguna jasa pustaka. Karena perpustakaan harus menciptakan pelayanan prima yang pada akhirnya tercipta citra yang posiitif pada perpustakaan. Apabila mahasiswa memiliki pemikiran yang positif terhadap layanan perpustakaan maka dengan sendirinya mereka akan selalu memanfaatkan semua jenis layanan perpustakaan khususnya adalah layanan sirkulasi.
Kegiatan memanfaatkan buku-buku yang ada di perpustakaan berarti wujud perilaku
mahasiswa yang positif dalam menambah wawasan atau pengetahuannya karena
perpustakaan merupakan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Alasan ini sejalan
dengan pendapat. Martono (1987) bahwa dalam perpustakaan terdapat berbagai disiplin ilmu dan bagi yang ingin menggali kekayaan bahan pustaka adalah dengan mengunjungi perpustakaan menemukan informasi yang dibutuhkan dan mempelajarinya kemudian mengamalkan isi informasi yang dibaca. Lebih lanjut Martono (1987) berpendapat bahwa di perpustakaan dan atas jasa perpustakaan, seseorang dapat memilih manfaat untuk menambah ilmu pengetahuan, oleh sebab itu perpustakaan juga berperan sebagai kancah studi, kancah penelitian, dan ajang konsultasi berbagai disiplin ilmu.
Adanya pemikiran positif terhadap layanan perpustakaan, salah satunya keberhasilan
pustakawan berkomunikasi dengan baik dengan pengguna jasa pustaka, dan hal ini dapat menjamin efektivitas belajar, sebaliknya rendahnya kemampuan berkomunikasi oleh pustakawan akan menimbulkan akan mengurangi efektivitas belajar. Dengan belajar yang efektif diharapkan perolehan hasil belajar setiap mata kuliah dapat maksimal. Dengan demikian dapat diduga ada hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap layanan perpustakaan dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar mahasiswa.
Nama : Tila Rosalinda Wayeni
BalasHapusNim : 2019031064001
Ket : Hadir
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Sarinus Kasipka
HapusNim : 202003106401
Ket : Hadir
Terimakasih banyak ibu😇🙏🏿
Nama: Rahmat Calvin Malik
BalasHapusNim : 2020031064046
Ket : HADIR
Nama : Ayu Nursandi Putri Febrianti
BalasHapusNIM : 2019031064003
Keterangan : Hadir
Terima kasih atas materinya, Ibu🙏
Nama yulius menaser Rouw
BalasHapusNim : 2019031064012
keterangan : Hadir
terima kasih ibu atas materinya🙏
Nama : Rizkiatun Nisa Munawaroh
BalasHapusNim : 2019031064016
Keterangan : Hadir
Terima kasih ibu atas materinya🙏
Nama meditera gilim
BalasHapusNim: 2020031064028
Keterangan : hadir
Terimakasih ibu atas materinya tuhan memberkati🙏
Nama : Resti Butar-Butar
BalasHapusNim : 2020031064002
Ket : Hadir
Nama : Woro Intan Sulistiani
BalasHapusNIM : 2020031064014
HADIR
Terima kasih banyak ibuk🙏
Nama : Ena Wanimbo
BalasHapusNim : 2020031064005
Ket : Hadir
Izin Mengunakan akun teman sy, dikarenakan google sy bermasalah.
Nama : apius bunai
BalasHapusNim : 2020031064024
Ket : hadir
Ibu maaf ijin yah pribadi saya hadir ini
Nama :Muhammad Iqbal Ramadhan Upara
BalasHapusNim :2020031064001
Ket : Hadir
Nama : serogo Mabel
BalasHapusNim : 2020031064007
Hadir
Makasih ibu
Nama : WELMINCE EVINELA SEMBAY
BalasHapusNIM : 2020031064026
Keterangan : HADIR IBU
Nama : Yulianus Magai
BalasHapusNim : 2020031064009
Keterangan : hadir
Nama Yohanes W Petege
BalasHapusProdi ilmu Perpustakaan
Keterangan: Hadir
Nama Yohanes W Petege
BalasHapusProdi ilmu Perpustakaan
Nim 202003164053
Nama Bartol Magai
BalasHapusProdi ilmu perpustakaan
Nim 2020031063015
Keterangan hadir
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama : Gloria Dolfina silubun
BalasHapusProdi ilmu perpustakaan
Nim : 2019031064008
Terimakasih atas materinya ibu🙏
Nama :orcis sasaka
BalasHapusFakultas :Fisip
Prodi : ilmu perpustakaan
Terimakasih atas materinya ibu hadir 🙏
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusNama: Rotinus yare
BalasHapusNim: 2020031064017
MOISINA YIKWA
BalasHapusHADIR
NIM.2020031046006
TERIMAKASIH BANYAK IBU ..
Nama : entelina yikwa
BalasHapusNim : 2020031064003
Hadir
Terimakasih banyak ibu😇
Nama : Yulius Menaser Rouw
BalasHapusNim : 2019031064012
Hadir
terima kasih ibu🙏😇
Nama : serogo Mabel
BalasHapusNim : 2020031064007
Hadir
Makasih banyak ibu
Nama Yohanes W Petege
BalasHapusNim 202003064035
Ket. Hadir
Moisina yikwa
BalasHapusNim 2020031064006
Hadir
Terima kasih banyak ibu untuk materi nya
Sudah ibu
BalasHapus