Selasa, 16 Februari 2021


 DESIGN GRAFIS 

PERTEMUAN 1 dan 2 

Rostini Anwar., M.I.Kom

Desain grafis adalah sebuah bentuk seni dengan tujuan untuk memecahkan masalah komunikasi melalui kombinasi elemen grafis seperti bentuk, garis, warna, dan sebagainya. Visual yang tercipta diharapkan dapat menjadi sarana penyampaian informasi atau pesan secara jelas dan efektif, bahkan mampu membentuk persepsi manusia akan sebuah hal.

Perlu kamu tahu bahwa dalam desain grafis, tulisan pun juga dinamakan sebagai gambar. Mengapa? Karena tulisan merupakan bentuk abstraksi simbol-simbol yang dapat dibunyikan. Ilmu tentang desain grafis biasanya sering disebut Desain Komunikasi Visual 

 Seorang desainer grafis memiliki tujuan penting, yaitu sebagai pemecah masalah (problem solver). Bagaimana membuat orang mengerti pesan yang ingin disampaikan melalui visual yang dihasilkan? Tugas ini tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Seorang desainer grafis harus memiliki kemampuan kognitif sekaligus keterampilan visual agar mampu menyampaikan pesan dengan tepat dan mudah dimengerti.

Seperti halnya manusia yang memiliki prinsip yang ia pegang teguh dalam menjalani kehidupan, begitu pula dengan desainer grafis. Ada prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh saat menghasilkan karya-karya yang luar biasa.

Prinsip utama yang wajib menjadi pedoman setiap desainer grafis adalah bahwa setiap desain yang dihasilkan harus bersifat komunikatif, karena kegunaan desain itu sendiri tak lain adalah sebagai sarana komunikasi, seperti yang telah disampaikan di atas.

 Prinsip-prinsip pendukung lainnya yang juga sebaiknya dipegang teguh oleh para desainer grafis adalah kesederhanaan, keseimbangan, kesatuan, penekanan, irama dan proporsi.

Bagaimana dengan keseimbangan? Secara visual, desain baiknya memiliki dua keseimbangan, yaitu keseimbangan formal dan keseimbangan informal. Keseimbangan formal misalnya berupa konsistensi dalam penggunaan elemen-elemen desain. Sementara yang dimaksud dengan keseimbangan informal adalah desain sebaiknya meninggalkan kesan dinamis dan fleksibel.

Prinsip ketiga adalah kesatuan. Isi pokok dari komposisi suatu desain harus dapat menyatu sehingga terlihat utuh sebagai satu kesatuan. Lalu, apa itu penekanan? Penekanan, atau istilah kerennya aksentuasi, adalah bahwa sebuah desain harus dapat menarik perhatian orang yang melihatnya. Desain yang berhasil adalah desain yang mampu membuat target audience-nya mengerti sehingga mereka pun tergerak untuk dapat membagikan informasi tersebut kepada orang lain.

 UNSUR_UNSUR DESIGN GRAFIS

Desain harus memiliki unsur-unsur penting ini: garis, bentuk, tekstur, ruang, ukuran dan warna. Unsur dasar yang diperlukan untuk membentuk sesuatu adalah garis. Tanpa adanya garis, unsur desain yang satu dan yang lain tidak bisa terhubung. Unsur kedua dalam desain grafis adalah bentuk. Bentuk-bentuk umum yang diketahui orang banyak antara lain segitiga, lingkaran, persegi dan persegi panjang.

Lalu, yang ketiga adalah tekstur. Apa itu tekstur? Tekstur adalah tampilan luar dari sebuah bentuk yang dapat dilihat atau dirasakan.

Unsur berikutnya adalah ruang. Ruang diperlukan untuk memperindah sebuah desain. Bayangkan jika tidak ada jarak sama sekali, bentuk-bentuk yang ada di dalam desain akan saling menempel.

Selanjutnya, ada ukuran. Objek yang memiliki ukuran yang lebih besar atau dominan mengindikasikan bahwa objek tersebut lebih penting dibanding objek yang berukuran kecil. Itulah pentingnya unsur ukuran.

Warna melengkapi unsur-unsur yang harus ada dalam sebuah desain. Pemilihan warna sangatlah penting dalam menentukan keindahan suatu desain. Pemilihan warna berpengaruh terhadap kesan yang diterima oleh pembaca. Pemilihan warna dapat memengaruhi suasana hati seseorang. Masing-masing warna juga memiliki profil identitasnya sendiri.

 

 


 

 KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

PERTEMUA 1-2 

Rostini Anwar., M.I.Kom

 

 Pengertian

Komunikasi antar pribadi dinilai sangat efektif untuk merubah perilaku orang lain, bila terdapat persamaan mengenai makna yang dibincangkan. Tanda khusus yang ada di komunikasi antar pribadi ini terletak pada arus balik langsung. Arus balik tersebut memiliki daya tangkap yang mudah untuk komunikator baik ecara verbal dalam bentuk kata maupun non verbal dalam bentuk bahasa tubuh seperti anggukan, senyuman, mengernyitkan dahi dan lain sebagainya.

Selama proses komunikasi antar pribadi berlangsung sangat penting terjadinya interaksi berbagi informasi dan perasaan antara individu dengan individu atau individu dengan antar individu supaya terjadi umpan balik dan tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam berkomunikasi.

 

Pengertian Menurut Para Ahli

Menurut Joseph A.Devito dalam buku The Interpersonal Communication Book (Devito, 1989:4), komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua individu atau antar individu dalam kelompok dengan beberapa efek dan umpan balik seketika. Sedangkan menurut Evert M Rogers dalam Depari, komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut, dengan interaksi tatap muka antara beberapa orang pribadi.

Lain halnya dengan Dean Barnulus (Liliweri, 1991:12) yang mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi, dihubungkan dengan pertemuan antara dua individu, tiga individu ataupun lebih yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Begitu pula Onong U.Effendy (Effendy,1993:61), mengutarakan komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara dua orang dimana kontak langsung terjadi dalam bentuk percakapan, bisa langsung berhadapan muka (face to face) atau bisa melalui media seperti telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi yakni dua arah atau timbal balik. 

 

Teori Komunikasi Antar Pribadi

Adapun teori – teori yang termasuk dalam teori komunikasi antar pribadi, yaitu 

 

A. Aprehensi Komunikasi

Aprehensi komunikasi adalah salah satu kondisi kognitif . Kondisi dimana seseorang mengetahui dengan sadar bahwa dirinya memiliki rasa khawatir dan ketakutan selama terjadinya komunikasi. Sehingga menjadikan ia orang yang mati rasa karena tidak memiliki pikiran dan perasan apapun. Bahkan hingga tidak memahami sebab akibat sosial.

Pendapat lain mengatakan, aprehensi komunikasi dapat terjadi apabila individu menganggap bahwa pengalaman komunikasi miliknya sebagai suatu hal yang tidak menyenangkan. Sehingga ia merasa takut untuk berkomunikasi kembali. Penyebab aprehensi komunikasi dikemlompokkan dalam 3 kategori :

  1. Aktifitas yang berlebihan – Secara psikologis menunjukkan sikap kita sudah terlalu aktif bahkan sebelum kegiatan dilakukan
  2. Proses kognitif tidak tepat – Ditunjukkan dengan rasa tidak nyaman dalam menghadapi komunikasi
  3. Keterampilan dalam komunikasi tidak memadai – Ini menunjukkan jika kita tidak tahu cara berkomunikasi secara efektif .


Kemudian ada beberapa teori lain terkait dengan komunikasi antar pribadi, antara lain:

B. Self-Disclosure

Self disclosure adalah bagian dari kajian komunikasi perspektif internasional. Fokus utama dalam tindak komunikasi adalah aspek interaksi yang melibatkan indikator sebagai individu sosial. Ini digunakan juga untuk mengembangkan potensi kemanusiaan melalui interaksi sosial (Fister, 1986:243).

Kemudian, pada self-disclosure, komunikasi yang terjadi ketika individu berani membuka diri dan menyatakan informasi tentang dirinya. Informasi yang diungkapkan adalah informasi mendalam (rahasia).

 

C. Penilaian Sosial

Orang biasa melakukan dua hal dalam menerima pesan, yakni mengkontraskan dan mengasimilasikan. Kontras adalah distorsi perseptual yang mengantarkan pada polarisasi ide. Sebagai contoh, mengontraskan pandangan kopi itu bermanfaat bagi kesehatan juga kopi itu merugikan kesehatan.

Sedangkan, asimilasi menunjukan kekeliruan dalam melakukan penilaian yang bertentangan. Selain itu terdapat tiga hal dalam Teori Penilaian Sosial yang berpengaruh pada komunikasi antar pribadi, antara lain :

  • Pembicaraan yang memiliki kredibilitas tinggi. Hal ini mampu melancarkan penyampaian pesan secara jelas tanpa menimbulkan kesalah pahaman pada lawan bicara.
  • Ambiguitas seringkali dinilai lebih baik dibanding dengan kejelasan. Contohnya saat pesan yang akan disampaikan di dalam dunia periklanan.
  • Adanya Individu yang bersifat dogmatis dalam menghadapi permasalahan.

 

D. Penetrasi Sosial

Teori yang menyatakan kedekatan antar pribadi itu berlangsung secara bertahap (gradual). Kemudian dilakukan berurutan dimulai dari tahap biasa hingga tahap intim. Ini merupakan fungsi dari dampak saat ini dan masa depan.

 

E. Pengurangan Ketidak Pastian

Teori ini menjelaskan bagaimana manusia menggali pengetahuan tentang lawan bicaranya. Ini bertujuan sebagai cara untuk mengurangi ketidak pastian dalam komunikasi. Sehingga mampu menimbulkan perasaan tenang dan nyaman selama berkomunikasi. Namun, jika tidak mengetahui latar belakang lawan bicaranya seperti orang asing, tentu menimbulkan perasaan tidak tenang, takut salah bicara dan tidak nyaman dalam berkomunikasi.

 

F. Dialetika Relasional

Teori ini menganggap bila orang – orang yang menjalin relasi dan komunikasi antar pribadi, didalam batin mereka terjadi tarikan konflik. Kemudian, tarikan konflik tersebut menyebabkan relasi selalu berada dalam kondisi cair. Lalu situasi tersebut dikenal sebagai ketegangan dialektis, dimana kita serasa terayun antara harmonis dan konflik.

 

Karakteristik Komunikasi Antar Pribadi

Judy C. Pearson (1983) menyebutkan enam karakteristik komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :

1.Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (self)

Dalam berkomunikasi, terdapat berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan pemahaman. Semua hal tersebut dihasilkan dari dalam diri individu. Oleh karena itu, artinya komunikasi antar pribadi dibatasi oleh siapa diri kita dan bagaimana pengalaman kita. 

2..  Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan hubungan antarpribadi

komunikasi antarpribadi dimaksudkan tidak hanya berkaitan dengan isi pesanyang menjadi media tukar, tetapi juga melibatkan siapa yang menjadi komunikan serta bagaimana hubungan kita dengan komunikan tersebut.

3.Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik antara pihak-pihak yang berkomunikasi

Kedekatan saat berkomunikasi diperlukan baik untuk sang komunikator, maupun juga komunikan. Oleh karena itu, jarak menjadi sangat penting untuk menilai keberhasilan suatu komunikai agar mencapai komunikasi yang efektif.

4.Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional

Transaksional yang menjadi sifat komunikasi antar pribadi mengacu pada tindakan dari pihak-pihak yang berkomunikasi. Mereka secara serempak menyampaikan dan menerima pesan.

5.Komunikasi antarpribadi melibatkan pihak-pihak yang saling tergantung satu dengan lainnya.

Dalam sebuah komunikasi antar pribadi, perlu adanya timbal balik yang berkaitan mengenai topik yang dibicarakan. Apalagi topik berbeda, akan terjadi kesenjangan dalam berkomunikasi dan menimbulkan keheningan serta salah pemahaman antara komunikator dan komunikan. Oleh karena itu, peran pesan menjadi sangat penting.

6.Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang.

Proses penyampaian pesan yang terjadi saat komunikasi antar pribadi berlangsung tidak dapat diubah atau diulang kembali. Apa yang telah disampaikan dan dipahami oleh kedua belah pihak akan memberi stimulasi berbeda – beda. Sehingga, perlu diperhatikan saat penyampaian pesan agar tercipta komunikasi yang kondusif.

 

Ciri – Ciri Komunikasi Antar Pribadi

Menurut beberapa ahli dalam bidang studi ilmu komunikasi , ciri-ciri komunikasi antar pribadi yaitu:

Kumar (Wiryanto, 2005: 36) dan De vito (Sugiyo, 2005: 4)

  • Keterbukaan (openness), sikap menanggapi informasi dengan hati yang gembira saat berinteraksi dalam hubungan antar pribadi.
  • Empati (empathy), Situasi dimana komunikan turut merasakan apa yang dirasa oleh orang lain.
  • Dukungan (supportiveness), situasi terbuka untuk mendukung komunikasi yang efektif.
  • Rasa positif (positivenes), perasaan positif dalam diri turut mendorong orang lain untuk aktif berpartisipasi dan menciptakan suasana komunikasi yang kondusif.
  • Kesetaraan (equality), pengakuan tersembunyi dalam diri kedua belah pihak untuk saling menghargai.

 

 

 


Senin, 15 Februari 2021

 DASAR DASAR FOGRAFI PERTEMUAN 1 -2 

Rostini Anwar., M.I.Kom

Pertemuan 1 sampai 2 ini kita akan mempelajari tentang dasar-dasar menu dan aplikasi pada kamera fotografi standar . Untuk itu terlebih dahulu pelajari materi di bawah ini.

  • Dasar-Dasar Kamera #1: Aperture

    Hal pertama yang harus dipertimbangkan apabila mengambil foto dengan kamera digital yaitu efek aperture pada gambar Anda. Bagaimanakah hasil perubahan pada foto akhir bergantung pada aperture-nya, apakah dilebarkan atau disempitkan? Dalam artikel ini, kami mempelajari efek dari beragam aperture mengenai depth-of-field dengan membandingkan beberapa contoh, dan mempelajari tentang konsep f-stop. (Dilaporkan oleh Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #2: Kecepatan Rana

    Ketika memotret, Anda tentu ingin memahami tentang kecepatan rana serta efeknya yang baik pada foto Anda. Efek semacam apakah yang bisa Anda ciptakan pada kecepatan rana yang lebih pesat atau lebih lambat? Mari kita cermati efek dari kecepatan rana yang berbeda-beda dengan bantuan contoh berikut ini. (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #3: Pencahayaan

    Pencahayaan, adalah salah satu faktor utama yang bisa membuat gambar yang bagus atau jelek. Mari kita bicara tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan pencahayaan dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan hasil terbaik dari suatu bidikan (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #4: Exposure Compensation

    Exposure compensation (Kompensasi pencahayaan) adalah suatu fungsi yang bisa Anda gunakan untuk mengubah pencahayaan yang ditetapkan kamera (kamera menentukan pencahayaan yang tepat) menjadi sesuatu yang merupakan preferensi Anda sendiri. Di sini, kita akan mengetahui lebih lanjut mengenai fungsi ini, sambil belajar cara mengenali subjek yang memerlukan kompensasi pencahayaan positif atau negatif. (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #5: Kecepatan ISO

    Kecepatan ISO memiliki peran yang sama penting seperti kecepatan aperture dan shutter mengenai efeknya pada pencahayaan. Sekarang, mari kita belajar lebih lanjut mengenai keuntungan dan kerugian meningkatkan kecepatan ISO. (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #6: White Balance

    White balance adalah fitur yang memastikan, bahwa warna putih direproduksi secara akurat, apa pun jenis kondisi pencahayaan saat foto itu diambil. Pada tingkat yang paling dasar, adalah hal yang umum untuk menggunakan pengaturan Auto White Balance. Namun demikian, pengaturan ini bukan solusi yang sesuai untuk semuanya. Untuk pengaturan white balance yang paling sesuai dengan sumber pencahayaan, pilih salah satu pengaturan preset white balance pada kamera Anda. (Dilaporkan oleh Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #7: Metering

    Fungsi metering (pengukuran) mengukur kecerahan subjek dan memutuskan seberapa banyak pencahayaan yang terbaik untuk foto yang bersangkutan. Mari kita cermati tiap mode metering (pengukuran) yang tersedia agar dapat lebih memahami serta mengetahui mode manakah yang terbaik untuk digunakan, dan dalam kondisi/pemandangan seperti apa. (Dilaporkan oleh Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #8: Menetapkan Fokus

    Satu hal yang memungkinkan seorang fotografer menyampaikan maksud fotografisnya kepada pemirsa yaitu, menetapkan fokus. Apa rahasia di balik cara menetapkan fokus terbaik? Mari kita ketahui lebih lanjut mengenai fitur khusus autofocus (AF) dan manual focus (MF). (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #9: Mode AF

    Apabila menetapkan fokus pada suatu subjek, sangatlah penting untuk mengantisipasi pergerakan subjek dan menangkapnya pada momen yang tepat. Ini artinya, Anda harus mengetahui mode autofocus (AF) yang sesuai untuk digunakan pada subjek yang tidak bergerak, dan mana yang digunakan apabila subjek sedang bergerak. Mari kita cermati lebih dekat pada 3 jenis mode AF. (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #10: Picture Style

    Dengan fungsi Picture Style, Anda bisa menyesuaikan nada warna dan kontras untuk menambah pesona dan daya tarik subjek. Dengan memilih pengaturan Picture Style yang sempurna, Anda bisa mendapatkan hasil sempurna dalam mengekspresikan maksud pemotretan Anda dalam foto yang jelas. (Dilaporkan oleh Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #11: AF Pendeteksian Fase

    AF pendeteksian fase (juga dikenal sebagai AF pendeteksian perbedaan fase) adalah sistem fokus otomatis yang digunakan dalam pemotretan viewfinder pada kamera DSLR. Fitur utamanya yaitu, kecepatan pemfokusan otomatis yang pesat. Berikut ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut mengenai AF pendeteksian fase, dan bagaimana Dual Pixel CMOS AF dari Canon memanfaatkan teknologi AF termutakhir untuk memfungsikan AF pendeteksian fase, bahkan dalam Live View. (Dilaporkan oleh Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #12: Viewfinder

    Apabila menyangkut soal pemotretan, bagian kamera yang paling penting adalah viewfinder. Dewasa ini, ada sejumlah kamera yang tidak dilengkapi viewfinder, dan hanya memiliki pemotretan Live View. Namun demikian, semakin Anda berpengalaman dengan fotografi, Anda akan menyadari, betapa besar pengaruh pemotretan dengan viewfinder pada foto Anda. Dalam artikel ini, kita akan mencermati viewfinder. (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #13: Live View

    Implementasi Dual Pixel CMOS AF pada model kamera termutakhir dari Canon telah memperbaiki secara menyeluruh kondisi pemotretan dalam Live View. Live View, yang menampilkan kecepatan AF cepat yang mengimbangi AF viewfinder, secara bertahap menjadi metode pilihan pemotretan bagi banyak fotografer. Berikut ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut mengenai karakteristik Live View. (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #14: Posisi dan Sudut

    Dua elemen yang sangat besar pengaruhnya pada hasil foto Anda adalah posisi dan sudut. Karena keduanya begitu berdampak, maka dengan memvariasikan keduanya akan memastikan bahwa Anda akan dapat memperoleh efek berbeda dalam foto Anda. Berikut ini, kita akan menelaah 3 hal, masing-masing berkenaan dengan posisi dan sudut. (Dilaporkan oleh Tomoko Suzuki)

  • Dasar-Dasar Kamera #15: Program AE

    Mode Program AE, mode semi-otomatis, yaitu bilamana kamera secara otomatis menetapkan nilai aperture dan kecepatan rana, sehingga Anda dapat secara cepat menangkap peluang foto yang muncul tiba-tiba, dan tetap masih bisa mengontrol kreatif pada pengaturan lainnya, seperti white balance.

  • Dasar-Dasar Kamera #16: Aperture-priority AE

    Ingin menciptakan foto dengan buram latar belakang nan indah (efek bokeh), atau memastikan bahwa segalanya dalam gambar tetap dalam fokus? Mode Aperture-priority AE adalah mode yang nyaman digunakan untuk memperoleh efek mode itu.

 


Program Studi Ilmu Perpustakaan FISIP Uncen Gelar Seminar Internasional Bertajuk “Challenges and Developments in Library and Information Sci...